Sabtu, 25 Juli 2009

If I Can do more for this.....

Satu semester selesai berjalan, beradaptasi dengan banyak hal yang benar-benar baru dalam hariku....

Aku bertemu dengan teman-teman semester 2 yang masih benar-benar belajar untuk menjadi seorang perawat, mereka baru akan mengenal dunia perawat yang sebenarnya setelah PKK I nanti,... Aku berharap mereka akan bertahan, tidak berguguran seperti cerita semester-semester sebelumnya....

Aku juga bertemu dengan teman-teman semester 4 yang jauh lebih dulu mengenal bagaimana real kehidupan perawat di RS, walo aku juga ga yakin mereka benar-benar bangga jadi perawat,hehehe....
Keep on fighting pokoknya,....

Then, last semester on this academy,....
They just finished their last examinations, almost not all of them can pass the examination....
Aku mengenal mereka sebentar, tetapi benar-benar membuatku sakit kepala....
Ada saja ulahnya,...
Aku cuma bisa bilang, bahwa dalam hidup tidak ada yang mudah kawan, tidak ada orang yang sukses hanya dengan mengedipkan matanya, semua butuh perjuangan, dan mereka yang sukses adalah mereka yang tau rasanya susah dan perjurangan....
Salah jika kamu bilang aku tak ingin melihat kalian lulus, it's A BIG MISTAKE....

Sebagai seorang teman, aku selalu ingin mengingatkan bahwa jalan masih panjang, generasi yang berkualitas saja yang bisa melewati jalan panjang penuh liku, kerikil, batu besar, berkelok dan mungkin juga berjurang curam....
Sebagai seorang dosen, saya selalu berharap kalian semua sukses dalam panjangnya hidup kalian setelah lulus....

Itu saja....
Karena aku hanya bisa berharap, jika saja aku bertindak lebih dari ini,....
Tapi kenyataannya aku tidak bisa....

Minggu, 10 Mei 2009

diit ulkus peptikum

Tujuan:
Untuk Meringankan pekerjaan saluran pencernaan bagi penderita penyakit; Maag, gas/asam lambung, tukak lambung, infeksi usus, tiphus, hepatitis, sakit kuning, sakit liver dan gangguan pencernaan lainnya.

Catatan:
Sebaiknya konsultasi dengan ahli gizi untuk diet yang cocok dengan penyakit yang diderita.

Syarat-syarat Diet
Mudah dicerna
Tidak merangsang, tidak mengandung gas
Porsi kecil, dengan pemberian sering

MAKANAN YANG DIPERBOLEHKAN

Sumber Hidrat Arang ( Makanan pokok)
Nasi, kentang, macaroni, bihun, roti, biscuit, crackers, hunkue dan maizena

Sumber Protein Hewani
Daging sapi yang tidak berlemak, ikan yang tidak banyak duri, ayam, telor, susu dan hasil olahannya

Sumber Protein Nabati
Kacang hijau, tahu, tempe

Sumber Lemak
Santan encer, minyak, mentega, margarine dalam jumlah terbatas

Sayuran
Sayuran muda dan tidak berserat, tidak mengandung gas, seperti bayam, biit, buncis, labu siam, wortel, dll

Buah buahan
Sari buah, papaya, pisang, jambu biji tanpa isi

Minuman
Teh encer, sirup dan minuman terbuat dari susu

Bumbu
Garam, kecap, kunyit, laos, salam, kunci, terasi, seledri, kayu manis, pala, cengkeh


MAKANAN YANG DILARANG
Sumber Hidrat Arang ( Makanan pokok)
Ketan, bulgur, jagung, singkong, ubi, talas, bekatul, sorgum/cantle, Mi instan

Sumber Protein Hewani
Daging yang berlemak tinggi, daging babi, daging kambing, daging dan ikan yang diawetkan seperti ; dendeng, daging asap, ham, daging kaleng, ikan asin, ikan pindang, sosis

Sumber Protein Nabati
Kacang tanah, kacang tolo, kacang merah, kacang kedelai dsb.

Sumber Lemak
Santan kental, makanan yang banyak lemak, semua makanan yang digoreng

Sayuran
Semua sayuran mentah yang dilalap, nangka muda, kol, kembang kol, sawi, daun singkong, daun kacang panjang, lobak

Buah buahan
Semua buah-buahan yang berserat dan mangandung gas seperti; nangka, kedondong, durian, embacang, mangga, nanas, dll

Minuman
Minuman yang mengandung soda, seperti; coca-cola, orange, crush, green spot, dll. Minuman yang mengandung alcohol seperti; bir, wine, dll.

Bumbu
Bumbu yang merangsang seperti; jahe, cuka, cabe, dll



ANJURAN CARA MAKAN YANG BAIK

Usahakan agar makan dengan waktu teratur dan porsi kecil, pemberian sering, dengan jarak waktu makan 2-3 jam
Menurut berat ringannya penyakit yang Anda derita, makanan dapat diberikan dalam bentuk saring, lunak ataupun biasa.
PEMBAGIAN MAKANAN SEHARI
Sarapan
Makanan selingan pukul 10:00
Makan Siang
Makanan selingan pukul 16:00
Makan malam
Makanan selingan pukul 21:00

CONTOH MENU SEHARI
PAGI
Nasi/Tim
Ikan
Tempe
Sayur wortel
Teh manis encer

PUKUL 10:00
Puding maizena + saus susu

SIANG
Nasi/ Tim
Ayam goreng tanpa kulit
Tahu tumis
Sup bayam Tauge
Jus Apel

PUKUL 16:00
Kue talam
Susu

MALAM
Nasi/Tim
Ikan bumbu kuning
Rolade tempe
Tumis buncis + wortel
Pepaya

PUKUL 21:00
Biskuit 2-3 lembar
Susu skim

Sumber:
Klinik Gizi RS. Int Thamrin
Salemba, Jakarta
------------------------------------------------------------------------------------
Notes :
Googling gara-gara perut sakit sekali karena mungkin banyak gas dilambung yang tidak proporsi. Sakit banget!

Source :
http://bobcatreviewnat.blogspot.com/2008/05/diet-lambung.html
--Posted By cahPamulang to cahPamulang at 2/25/2009 07:29:00 PM
Prev: [cahPamulang] Pengguna Pribadi Bukan Target Pemberantasan Software Bajakan - AutodeskNext: [cahPamulang] Obat penghilang gas dilambung?

diit hipertensi

PANDUAN DIET RENDAH GARAM

Apakah Maksud Diet Rendah Garam ?Diet rendah garam adalah makanan dengan cara membatasi atau menghindari garam natrium.

Tujuan Diet Rendah Garam :1. Menbantu menghilangkan retensi garam / air dalam jaringan tubuh.2. Menurunkan TEKANAN DARAH TINGGI / HIPERTENSI.

Bagaimana Cara Memilih Bahan Makanan :

Bahan Makanan yang Dihindari :

Makanan kaleng (sarden, corned, sosis, dll)
Saos tomat, kecap keju
Otak, ginjal, ham, daging asap, jeroan
Ikan asin, telur asin
Makanan yang diawetkan dengan garam dapur
Roti, roti bakar, biskuit, krakers dan kue
Abon, dendeng
Margarin mentega biasa
Keju kacang tanah
Acar, asinan buah / sayuran dalam kaleng
Petis, tauco, terasi, vetsin, sodakue, baking powder.

CATATAN :
Pemakaian garam dapur diperbolehkan dengan batas dibawah standar normal kurang lebih 1/4 sendok teh garam per hari.

Bahan Makanan yang Dianjurkan :

Semua bahan makanan segar dan alami yang di olah tanpa garam natrium.
Beras, kentang, singkong, terigu, hunkwe, gula jagung, dll
Semua kacang-kacangan dan hasil olahan yang di olah tanpa garam, seperti : tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang tolo
Semua sayuran dan buah segar tanpa diawetkan
Mentega, margarine, tawar tanpa garam
Bumbu alami : jahe, kunyit, laos, dll.

Bagaimana Sebaiknya Cara Memasak :

Rasa makanan dapat dipertinggi dengan menggunakan bumbu yang rendah natrium seperti : gula, cuks, bawang merah, bawang putih, jahe kunyit, salam, laos, dll.
Makanan yang dikukus, ditumis, dipanggang, digoreng lebih enak dari pada makanan direbus.

Makanan Apa yang dapat Membantu menurunkan Tekanan Darah Tinggi / HIPERTENSI ?
Jus tomat
Jus belimbing buah
Jus bawang putih
Jus ketimun
Jus apel
Perbanyak konsumsi makanan berserat.

CONTOH MENU SEHARI

Pagi : nasitelur dadartumis kacang panjang
Pukul 10.00 : bubur kacang hijau
Siang : nasiikan acar kuningtempe bacemsayur lodehpepaya
Sore : nasidaging pesmalkeripik tempeca sayuranpisang

Kiat mencapai Kadar Normal
Batasi asupan garam dan hindari makanan asin
Turunkan berat badan agar mencapai betar badan ideal dengan cara mengurangi asupan energi (bagi yang mempunyai kelebihan berat badan)
Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol
Usahakan untuk sedikit lebih santai dengan cara berekreasi dan usahakan berolah raga.

Jumat, 01 Mei 2009

ETIKA KEPERAWATAN 9


PEMBUATAN KEPUTUSAN TERHADAP MASALAH ETIS

Pada saat menghadapi masalah yang menyangkut etika, perawat harus mempunyai kemampuan yang baik untuk pasien maupun dirinya.
Beberapa ahli menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, perawat sebenarnya telah menghadapi permasalahan etis, bahkan Thompson dan Thompson menyatakan semua keputusan yang dibuat dengan, atau tentang pasien mempunyai dimensi etis.
Setiap perawat harus dapat mendeterminasi dasar-dasar yang ia miliki dalam membuat keputusan misalnya agama, kepercayaan atau falsafah moral tertentu yang menyatakan hubungan kebenaran atau kebaikan dengan keburukan.
Beberapa orang membuat keputusan dengan mempertimbangkan segi baik dan buruk dari keputusannya, ada pula yang membuat keputusan berdasarkan pengalamannya.
Dalam membuat keputusan etis, seseorang harus berpikir secara rasional, bukan emosional.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan
Faktor-faktor ini antara lain : faktor agama, sosial, ilmu pengetahuan/teknologi, legislasi/keputusan juridis, dana/keuangan, pekerjaan/posisi pasien maupun perawat, kode etik keperawatan dan hak-hak pasien.

Faktor agama dan adat istiadat
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk yang menjadi warga negara Indonesia harus beragama/berkepercayaan.
Contohnya adalah sebelum program KB diluncurkan sebagai program nasional sudah dilakukan suatu diskusi dengan pemuka agama tentang metode kontrasepsi, sehingga tenaga kesehatan tidak ragu-ragu saat mempromosikan program tersebut.
Selain faktor agama, faktor adat istiadat juga berpengaruh dalam membuat keputusan etis.
Contohnya adalah falsafah budaya jawa “makan tidak makan asalkan kumpul”. Falsafah ini masih dipegang erat oleh masyarakat jawa sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya seluruh anggota keluarga akan ikut menanggung biaya RS dan sebagainya.


Faktor sosial
Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum dan peraturan perundang-undangan.
Contohnya adalah kaum wanita yang pada awalnya hanya sebagai ibu rumah tangga yang tergantung pada suaminya telah beralih pada pendamping suami yang mempunyai pekerjaan dan bahkan banyak yang telah menjadi wanita karir. Dengan semakin meningkatnya orang yang menekuni profesinya, semakin banyak pula yang menunda perkawinan dan banyak pula yang mempertahankan kesendirian.
Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim kesehatan. Ini menyebabkan perubahan beberapa kebijakan pemerintah termasuk mahalnya biaya pengobatan.


Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang. Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru.
Misalnya pasien dengan gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat adanya mesian hemodialisa, ibu-ibu yang mengalami kesulitan hamil dapat dibantu dengan berbagai jenis inseminasi, kemajuan-kemajuan ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan etika.


Faktor legislasi dan keputusan juridis
Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya suatu tindakan yang merupakan reaksi perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai dengan hukum dapat menimbulkan konflik.
Hampir disemua negara, pemerintah berupaya untuk melindungi hak-hak asasi manusia dengan menyusun suatu undang-undang.
Misalnya masalah abortus merupakan topik pembicaraan yang hangat secara nasional. Di Amerika Serikat beberapa negara bagian mengijinkan adanya aborsi dengan alasan setiap ibu berhak menentukan nasibnya sendiri. Sedangkan dibeberapa negara lain melarang aborsi dengan alasan perlindungan nyawa calon bayi. Selain masalah pengaturan abortus aktivitas lain juga menjadi masalah hukum, diantaranya pengaturan pengangkatan dan penjualan bayi, fertilisasi in vitro, ibu pengganti, hak pilih mati dan hak untuk menolak perawatan.


Faktor dana/keuangan
Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah. Walaupun pemerintah telah mengalokasikan dana yang besar untuk pembangunan kesehatan, namun dana ini belum sepenuhnya dapat mengatasi berbagai program atau masalah kesehatan sehingga partisipasi swasta dan masyarakat banyak digalakkan.
Contohnya program JamKesMas.


Faktor pekerjaan
Dalam pembuatan suatu keputusan. Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya. Sebagian besar perawat bukan merupakan tenaga yang praktik sendiri tetapi bekerja di rumah sakit, dokter praktik swasta atau institusi kesehatan yang lain.
Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja.


Kode etik keperawatan
Merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pemertahanan, dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.
Apabila seorang anggota melanggar kode etik profesi, maka organisasi profesi dapat memberi sanksi atau mengeluarkan anggota tersebut.


Hak-hak pasien


Teori dasar pembuatan keputusan etis
Teleologi
Deontologi (formalisme)

Secara lebih luas, teori deontologi dikembangkan menjadi lima prinsip penting :
Beneficience (kemurahan hati)
Inti dari prinsip ini adalah tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yang merugikan atau membahayakan pasien.
Prinsip ini sering sulit sekali untuk diterapkan.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah adanya sumbangsih perawat terhadap kesejahteraan, kesehatan, keselamatan dan keamanan pasien.



Justice (keadilan)
Prinsip ini menyatakan bahwa mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan dalam jumlah besar juga harus mendapatkan pelayanan kesehatan dalam jumlah besar, begitu pula sebaliknya. Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, maka ia harus mendapatkan sumber-sumber kesehatan yang besar pula.



Otonomi
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kebebasan menentukan tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih.
Permasalahan yang muncul dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan rumah sakit, ekonomi, tersedianya informasi, dll.



Veracity (kejujuran)
Prinsip ini didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong.
Perawat sering tidak memberitahukan kejadian yang sebenarnya pada pasien yang sakit parah. Namun penelitian pada pasien dalam keadaan terminal menjelaskan bahwa pasien ingin diberitahu tentang kondisinya secara jujur.



Fidelity (ketaatan)
Prinsip ini diartikan sebagai tanggung jawab untuk tetap setia dengan suatu kesepakatan.
Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian/kepedulian.
Salah satu cara untuk menerapkan prinsip ini adalah dengan menepati janji.

Kerangka pembuatan keputusan etis
Berbagai kerangka model perbuatan keputusan etis telah dirancang oleh banyak ahli etika.
Metode jameton dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan etika keperawatan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien, seperti yang ditulis oleh Fry (1991), terdiri dari enam tahap :



Identifikasi masalah
Ini berarti mengklarifikasi masalah dilihat dari nilai-nilai, konflik dan hati nurani. Perawat juga harus mengkaji keterlibatnnya terhadap masalah etika yang timbul dan mengkaji parameter waktu untuk proses pembuatan keputusan.
Tahap ini akan memberikan jawaban pada perawat terhadap pernyataan hal apakah yang membuat tindakan benar adalah benar?. Nilai-nilai diklasifikasi dan peran perawat dalam situasi yang terjadi diidentifikasi.


Mengumpulkan data tambahan
Informasi yang dikumpulkan dalam tahap ini meliputi orang-orang dekat dengan pasien yang terlibat dalam membuat keputusan bagi pasien, harapan/keinginan dari pasien dan orang yang terlibat dalam pembuatan keputusan. Perawat kemudian membuat laporan tertulis kisah dari konflik yang terjadi.



Mengidentifikasi semua pilihan atau alternatif
Semua tindakan yang memungkinkan harus terjadi termasuk hasil yang mungkin diperoleh beserta dampaknya.
Tahap ini memberikan jawaban jenis tindakan apa yang benar?



Memikirkan masalah etis yang berkesinambungan
Ini berarti perawat mempertimbangkan nilai-nilai dasar manusia yang penting bagi individu, nilai-nilai dasar manusia yang menjadi pusat dari masalah dan prinsip-prinsip etis yang dikaitkan dengan masalah.
Tahap ini menjawab pertanyaan bagaimana aturan-aturan tertentu diterapkan pada situasi tertentu?



Membuat keputusan
Ini berarti bahwa pembuat keputusan memilih tindakan yang menurut keputusan mereka paling tepat.
Tahap ini menjawab pertanyaan etika Apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu?



Melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan hasil.

Strategi penyelesaian permasalah etis
Salah satu cara menyelesaikan permasalahan etis adalah dengan melakukan rounde yang melibatkan perawat dan dokter. Ronde ini tidak difokuskan untuk menyelesaikan masalah etis tetapi lebih untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang kemungkinan terdapat permasalahan etis.
Pembentukan dewan etik.

Contoh Pengambilan Keputusan Etik

Kasus :

Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kanker payudara terminal dengan metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Wanita tersebut mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat saat wanita itu mengubah posisinya. Walapun klien tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik, dan keluarganya pun meminta untuk dilakukan penambahan dosis pemberian obat analgesik. Saat dilakukan diskusi perawat disimpulkan bahwa penambahan obat analgesik dapat mempercepat kematian klien.

Kasus di atas merupakan salah satu contoh masalah dilema etik (ethical dilemma). Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah.
Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan / pemecahan masalah secara ilmiah (Thompson & Thompson, 1985).Kozier et. al (2004) menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik sebagai berikut :

1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
5. Mendefinisikan kewajiban perawat
6. Membuat keputusan


PEMECAHAN KASUS DILEMA ETIK

1. Mengembangkan data dasar :

a. Orang yang terlibat : Klien, keluarga klien, dokter, dan perawat

b. Tindakan yang diusulkan : tidak menuruti keinginan klien untuk memberikan penambahan dosis morphin.

c. Maksud dari tindakan tersebut : agar tidak membahayakan diri klien d. Konsekuensi tindakan yang diusulkan, bila tidak diberikan penambahan dosis morphin, klien dan keluarganya menyalahkan perawat dan apabila keluarga klien kecewa terhadap pelayanan di bangsal mereka bisa menuntut ke rumah sakit.

2. Mengidentifikasi konflik akibat situasi tersebut :Penderitaan klien dengan kanker payudara yang sudah mengalami metastase mengeluh nyeri yang tidak berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan. Klien meminta penambahan dosis pemberian morphin untuk mengurangi keluhan nyerinya. Keluarga mendukung keinginan klien agar terbebas dari keluhan nyeri. Konflik yang terjadi adalah : a. Penambahan dosis pemberian morphin dapat mempercepat kematian klien.b. Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien.

3. Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan konsekuensi tindakan tersebuta.

Tidak menuruti keinginan pasien tentang penambahan dosis obat pengurang nyeri. Konsekuensi :1) Tidak mempercepat kematian klien2) Keluhan nyeri pada klien akan tetap berlangsung 3) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri4) Keluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebutb.

Tidak menuruti keinginan klien, dan perawat membantu untuk manajemen nyeri.Konsekuensi :1) Tidak mempercepat kematian pasien2) Klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan ambang nyeri)3) Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhic.

Menuruti keinginan klien untuk menambah dosis morphin namun tidak sering dan apabila diperlukan. Artinya penambahan diberikan kadang-kadang pada saat tertentu misalnya pada malam hari agar klien bisa tidur cukup.

Konsekuensi :1) Risiko mempercepat kematian klien sedikit dapat dikurangi2) Klien pada saat tertentu bisa merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat cukup beristirahat. 3) Hak klien sebagian dapat terpenuhi.4) Kecemasan pada klien dan keluarganya dapat sedikit dikurangi.

4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat :Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah yang secara legal dapat memberikan ijin penambahan dosis morphin. Namun hal ini perlu didiskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan dari penambahan dosis tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien dalam membuat keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat langsung dalam asuhan keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri, kontrol emosi dan mekanisme koping klien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem dukungan dari keluarga, dan lain-lain.

5. Mendefinisikan kewajiban perawata. Memfasilitasi klien dalam manajemen nyerib. Membantu proses adaptasi klien terhadap nyeri / meningkatkan ambang nyeric. Mengoptimalkan sistem dukungand. Membantu klien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap masalah yang sedang dihadapie. Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinannya6. Membuat keputusanDalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan perhatian, atau meditasi) dan kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien/ keluarganya akan dilaksanakan.

DISKUSI :

Suatu intervensi medis yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan klien namun dapat mengakibatkan kematian klien atau membantu pasien bunuh diri disebut sebagai euthanasia aktif. Di Indonesia hal ini tidak dibenarkan menurut undang-undang, karena tujuan dari euthanasia aktif adalah mempermudah kematian klien. Sedangkan euthanasia pasif bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan penderitaan klien namun membiarkannya dapat berdampak pada kondisi klien yang lebih berat bahkan memiliki konsekuensi untuk mempercepat kematian klien. Walaupun sebagian besar nyeri pada kanker dapat ditatalaksanakan oleh petugas kesehatan profesional yang telah dilatih dengan manajemen nyeri, namun hal tersebut tidak dapat membantu sepenuhnya pada penderitaan klien tertentu. Upaya untuk mengurangi penderitaan nyeri klien mungkin akan mempercepat kematiannya, namun tujuan utama dari tindakan adalah untuk mengurangi nyeri dan penderitaan klien.

PRINSIP LEGAL DAN ETIK :

1. Euthanasia (Yunani : kematian yang baik) dapat diklasifikasikan menjadi aktif atau pasif. Euthanasia aktif merupakan tindakan yang disengaja untuk menyebabkan kematian seseorang. Euthanasia pasif merupakan tindakan mengurangi ketetapan dosis pengobatan, penghilangan pengobatan sama sekali atau tindakan pendukung kehidupan lainnya yang dapat mempercepat kematian seseorang. Batas kedua tindakan tersebut kabur bahkan seringkali merupakan yang tidak relevan.

2. Menurut teori mengenai tindakan yang mengakibatkan dua efek yang berbeda, diperbolehkan untuk menaikkan derajat/dosis pengobatan untuk mengurangi penderitaan nyeri klien sekalipun hal tersebut memiliki efek sekunder untuk mempercepat kematiannya.

3. Prinsip kemanfaatan (beneficence) dan tidak merugikan orang lain (non maleficence) dapat dipertimbangkan dalam kasus ini. Mengurangi rasa nyeri klien merupakan tindakan yang bermanfaat, namun peningkatan dosis yang mempercepat kematian klien dapat dipandang sebagai tindakan yang berbahaya. Tidak melakukan tindakan adekuat untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat membahayakan klien, dan tidak mempercepat kematian klien merupakan tindakan yang tepat (doing good).

Kamis, 30 April 2009

It's my hope.....

Today is caping day,....

Langkah awal untuk mengenal seperti apa dunia kalian yang sebenarnya, mungkin akan banyak kekagetan, akan banyak kejutan, akan ada tangis, sedih atau kecewa....

Tapi harapan saya, seperti apapun perasaan itu kalian akan mampu menemukan jalan, sebuah cara untuk menerima bahwa ternyata the real nurse, the real world that u've to lead is so hard....

Itu kenapa kalian harus belajar dalam sebuah lingkungan yang tak kalah berat dari dunia kalian yang sebenarnya... Aturan-aturan yang begitu ketat, bahkan terkadang tak bisa dimengerti.... Tapi yakinlah kawan kawan sejawatku, semua ada maknanya, semua ada artinya dan semua ada alasannya.....
Dan saya percaya.... Kalian akan mengerti,,,,, Nanti.... Entah kapan.....
Menyadari, betapa bandelnya, menyebalkan dan nakalnya kalian.....
It's so funnny, and maybe it could make us better.....

Teruntuk mahasiswa-mahasiswiku, kalian teman sejawatku sekarang, kita teman....
Jalan yang didepan masih panjang, tetap tersenyum, tetap semangat karena saya tahu, kalian mampu....

Senin, 23 Maret 2009

diit RA

Diet yang disarankan

Managemen yang efektif untuk menangani penyakit ini adalah merubah tipe lemak dalam diet. Asam omega 3 memegang peranan penting dalam proses inflamasi pada tubuh.

Merupakan ide yang bagus untuk :
meningkatkan asam omega 3 dalam diet penderita RA.
Makan makanan yang bervariasi
Seimbang antara makanan, aktivitas fisik dan mampu mempertahankan berat badan.
Pilih diet banyak produk biji-bijian, sayur-sayuran dan buah-buahan. Choose a diet low in fat, saturated fat and cholesterol
Pilih minuman yang manisnya sedang.

Makanan yang kaya asam omega 3 :
Margarin
Minyak salmon
Minyak kedelai
kedelai
minyak kelapa
kelapa
minyak avokad
avokad segar

Tingkatkan juga konsumsi ikan, ayam, gandum utuh, buah-buahany, sayur dan nasi.
Makanan yang harus dihindari

Makanan yang harus dibatasi :
alcohol
tea
coffee
salts
makanan yang diawetkan
makanan yang digoreng

Vitamin dan mineral yang harus diobservasi pada pasien dengan RA diantaranya adalah defisiensi asam folat, vitamin C, Vitamin D, vitamin B6, vitamin B12, vitamin E, kalsium, magnesium, zinc, selenium.

Selenium dan Vit E suplemen, menurunkan radikal bebas pada penderita RA untuk membantu memperbaiki keterbatasan sendi.
Calsium dan Vit D, mambantu menurunkan resiko osteoporosis pada penderita RA

There are various theories about the cause of rheumatoid arthritis. Rheumatoid arthritis is a chronic disease that inflames the joints in the body, causing pain and stiffness. It is not completely curable. In its advanced stages, rheumatoid arthritis makes the joints deformed and immobile, simultaneously affecting other organs, too. Rheumatoid arthritis is a disease that can affect anyone, any time, at any age. Since prevention is better than cure, a diet rich in nutrition, such as carbohydrates, proteins, fats, vitamins and minerals, is best recommended. In the case of arthritis, a good diet will help in keeping the disease under control, even though cure is a one percent chance.
As per the body requirements, a diet should be combination of every food in large, moderate, and small amounts followed by a regular exercise plan or a physically active lifestyle. The typical diet should contain vegetables and fruit, cereals, grains, bread, legumes and beans, skimmed milk, and oils that are low in saturated fats. Researchers have identified a diet rich in fish oil and a vegetarian diet as a good sources to combat rheumatoid arthritis. Moderate amounts of sugar and red meat trimmed of excess fat can also be included the diet. Though in some cases of rheumatoid arthritis more consumption of red meat has been identified as aggravating inflammation in the joints, small quantities are harmless.
The diet should also include minerals like calcium and iron, and vitamins like B and C. Also, the body weight should be always under control. This is because a person having rheumatoid arthritis may turn anemic, lose bone density, develop a fever, and develop other symptoms that body cannot withstand with the pain and stiffness. At such a time, weight gain will only increase inflammation and pain in the swollen joints.
Diet supplements such as calcium and folic acid are recommended, especially when taking medication. Drugs taken for rheumatoid arthritis may have side effects and can affect the normal status of the vitamins and minerals in the body. For instance, folic acid is administered with methotrxate a drug used to fight arthritis. Similarly, alcohol and other beverages such as coffee should be avoided when taking certain other drugs.

Sabtu, 21 Maret 2009

TERNYATA KITA SAMA......

Malam ini seorang sahabat yang sharing banyak denganku, memberiku sebuah inspirasi, sehingga kuwujudkan tulisan ini di sini.....

Rasa yang sebenarnya mungkin telah jadi unek-unek kita semua,....
Kita perawat yang di rumah sakit atau
kita perawat yang ada di pendidikan....
Kita semua dari satu induk yang sama,... Florence Nightingale... Tapi kenapa kita berkembang dengan cara apa adanya?? bukan yang seharusnya....

Kenapa siy perawat begini-begini saja, kita berjalan tapi seolah hanya tertatih-tatih, jauh tertinggal dari rekan-rekan kita yang lain....

Berkembang bukan sesuai dengan yang seharusnya, tapi berkembang sesuai dengan tempat kita bekerja masing-masing... benarkah harusnya begitu? bukannya seharusnya perkembangan kita berdasarkan body of knowledge? sesuai dengan riset terbaru yang menggagalkan riset-riset lama?

Kadang aku dibingungkan dengan rumus penghitungan obat, karena setiap lahan memiliki caranya sendiri, tapi bukankan seharusnya sesuai dengan ilmu???
Mahasiswaku bingung karena nilai dilahan jeblok, padahal dari akademik semua sudah sesuai dengan evidence based....
Sedih banget ngga siy?

c'mon all the nurse,,,,,
we make something that make us in the same vision....
Sebuah standard yang mampu membuat kita satu langkah lagi maju ke depan.... Kalo satu langkah lebih maju rasanya masih jauh....

Hanya dari hal sekecil itu,...

TWO DIFFERENT WORLD IN MY WORLD

Two different world,
Sepertinya kalimat yang salah... Karena seharusnya dua dunia yang saling mendukung, saling melengkapi bahkan seia sekata dan sehati ini, ternyata berjalan sendiri-sendiri....

Dunia perawat...
Rumah sakit dan pendidikan....

Ini perenungan buat kita teman-teman, sesama perawat, sejawatku, karena aku adalah perawat.....

Aku hampir dua tahun berada di rumah sakit dengan berbagai rutinitas dan tetek bengeknya, memang waktu yang sangat singkat, tapi rasanya cukup untuk melihat perbedaan dua dunia ini dengan sangat objektif....
Aku menikmati dunia ini, dunia pelayanan, aku bertemu dengan banyak orang, banyak ilmu baru, tapi bukan ilmu keperawatan tapi ilmu medis....
Terus ada dimana ilmu keperawatan?????

Sekarang aku masuk ke dunia pendidikan, dunia yang seharusnya mampu memberikan yang terbaik agar mahasiswa benar-benar siap bekerja di lahan, tapi kenyataannya seperti dua dunia yang benar-benar terpisah....

Yang ku berikan adalah apa yang seharusnya karena aku punya evidence based, sedang yang berjalan di rumah sakit adalah apa adanya, rutinitas saja, belum semuanya sesuai dengan dunia pendidikan... Terus bagaimana agar semuanya sejalan ????
Terus apa fungsinya ada ilmu baru, penelitian-penelitian terbaru, diagnosa keperawatan yang semakin dan terus disempurnakan, jika semua hanya menjadi sebuah wacana....
Sayang ya.... Hanya sebuah wacana.....

Aku bingung...
What should I do?
What should we do? Give me suggestion?

Aku ingin bisa benar-benar bangga sebagai perawat dimanapun aku berada, aku ingin bercerita banyak kepada mahasiswaku, memberi banyak support kepada mereka agar terus eksis.

Kamis, 12 Maret 2009

NILAI DAN NORMA

Nilai secara singkat diartikan sebagai sesuatu yang baik, sesuatu yang kita iyakan dan sesuatu yang selalu kita aminkan.
Nilai merupakan hak-hak manusia dan pertimbangan etis yang mengatur perilaku seseorang.
Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah-langkah yang seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan hati nurani yang dalam dan diperoleh sejak kecil.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya.
Nilai juga diartikan sebagai seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran, keindahan dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.
Nilai juga berarti keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide, objek atau perilaku khusus.
Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan.

Nilai selalu mempunyai konotasi yang positif, sebaliknya sesuatu yang kita jauhi, sesuatu yang membuat kita melarikan diri, seperti penyakit atau penderitaan kita sebut sebagai non nilai atau disvalue.

Nilai selalu berkaitan dengan penilaian seseorang sedangkan fakta menyangkut ciri-ciri yang obyektif saja. Perlu diperhatikan bahwa fakta selalu mendahului nilai, terlebih dahulu ada fakta yang berlangsung kemudian terjadi penilaian terhadap fakta yang berlangsung.

Nilai memiliki ciri-ciri :
Nilai berkaitan dengan subyek. Kalau tidak ada subyek yang menilai, maka tidak ada nilai juga. Entah manusia hadir atau tidak gunung akan tetap meletus, tetapi gunung itu dikatakan indah atau tidak harus ada manusia sebagai subyek untuk menilainya.
Nilai tampil dalam suatu konteks yang praktis, dimana subyek ingin membuat sesuatu.
Nilai menyangkut sifat-sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat-sifat yang dimiliki oleh objek. Misalnya satu obyek bisa menimbulkan penilaian yang bermacam-macam dari subyek.
Nilai-nilai membentuk dasar perilaku seseorang.
Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola perilaku yang konsisten.
Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi perilaku seseorang.
Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang secara intelektual diyakinkan tentang suatu nilai serta memegang teguh dan mempertahankannya.

Nilai-nilai dipelajari sejak kecil oleh anak-anak di rumah. Nilai-nilai tersebut ada yang cocok dan adapula yang tidak cocok dengan etika keperawatan.
Untuk praktek perawat profesional, diperlukan nilai-nilai yang sesuai dengan kode etik profesi, antara lain dengan :
Menghargai martabat individu tanpa prasangka
Melindungi seseorang dalam hal privasi
Bertanggung jawab atas segala tindakannya.

Seorang perawat yang menghargai hak privasi pasien akan menerapkan kepada pasien hal-hal sebagai berikut :
Menutup area untuk mandi dan pengobatan
Menutup pasien untuk prosedur tertentu
Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien dengan pemuka agama atau anggota keluarga yang bersedih.

Nilai – nilai yang sangat diperlukan oleh perawat :
Kejujuran
Lemah lembut
Ketepatan setiap tindakan
Menghargai orang lain

Falsafah seseorang untuk mengintegrasikan nilai-nilai adalah spiritual, profesional, sosial dan estetika yang dapat menghasilkan suatu kode atau peraturan. Menghargai privasi adalah dasar nilai etis untuk keperawatan. Mahasiswa keperawatan belajar dengan cara membiasakan diri “ menjadi sensitif terhadap perasaan – perasaan pasien dan memahami kebutuhannya “.

Nilai Moral
Nilai moral biasanya menumpang pada nilai-nilai yang lain, namun ia tampak sebagai suatu nilai baru dan merupakan nilai yang paling tinggi.
Nilai moral mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Berkaitan dengan tanggung jawab kita
Nilai moral berkaitan dengan pribadi kita. Yang khusus menandai nilai moral adalah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab.
Nilai moral mengakibatkan seseorang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.
Berkaitan dengan hati nurani
Nilai selalu mengandung suatu nasehat, tapi pada nilai moral tuntutan ini lebih mendesak dan lebih serius. Mewujudkan nilai moral merupakan himbauan dari hati nurani.
Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilai ini yang menimbulkan suara hati nurani yang menuduh bila kita meremehkan atau menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila kita mewujudkan nilai-nilai moral.

Mewajibkan
§ Nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan dengan tidak bisa ditawar-tawar.
Contohnya : nilai estetis, dia tidak bermakna absolut dan bisa ditawar-tawar, contohnya sebuah lukisan, bisa memiliki nilai estetis bagi seorang seniman atau penggemar lukisan tapi tidak memiliki arti apapun bagi seseorang yang tidak memiliki jiwa seni. Berbeda dengan nilai moral, nilai-nilai moral harus diakui dan harus direalisasikan. Tidak bisa diterima bila seseorang bersikap acuh tak acuh terhadap nilai moral.
§ Nilai moral mengandung suatu imperatif kategoris, artinya nilai moral itu mewajibkan kita begitu saja tanpa syarat. Contohnya : apabila kita meminjan buku, buku itu harus dikembalikan, mau tidak mau. Barang itu harus dikembalikan begitu saja. Keharusan itu bersifat mutlak, tanpa syarat.
§ Kewajiban moral tidak datang dari luar, tidak ditentukan oleh instansi lain, tapi berakar dalam kemanusiaan itu sendiri. Akibatnya disini tidak mungkin seseorang mendapatkan suatu dispensasi. Contohnya seorang pelajar yang gagal ujian padahal dia sudah belajar dengan keras, tentunya dia akan merasa kecewa tetapi tidak merendahkan harkatnya sebagai manusia. Lain dengan mahasiswa yang mencuri untuk membeli sepeda motornya, mungkin gengsinya naik didepan kawan-kawannya tetapi perbuatan nekat itu telah melukai harkatnya sebagai manusia.
§ Kegagalan di bidang moral berarti kegagalan total sebagai manusia, bukan merupakan satu aspek saja.
Bersifat formal
Bahwa nilai-nilai moral berjalan berdampingan dengan nilai-nilai yang lain. Nilai-nilai moral tidak memiliki isi yang terpisah dari nilai-nilai yang lain, tidak ada nilai moral yang murni terlepas dari nilai-nilai yang lain.

Norma Moral
Norma adalah suatu tolok ukur untuk menilai sesuatu.
Norma terbagi menjadi dua :
§ Norma umum, menyangkut tingkah laku manusia sebagai keseluruhan.
Norma umum terbagi menjadi tiga :
ü Norma kesopanan atau etiket, hanya menjadi tolok ukur untuk menentukan apakah yang kita lakukan itu sopan atau tidak.
ü Norma hukum
ü Norma moral, norma moral bisa bersifat positif atau negatif. Positif tampak sebagai perintah yang harus dilakukan, sedangkan negatif tampak sebagai sebuah larangan untuk melakukan sesuatu.
§ Norma khusus, menyangkut aspek tertentu dari apa yang dilakykan oleh manusia. Contohnya norma bahasa.

Norma Moral bersifat Obyektif dan Universal
§ Obyektivitas nilai moral
Jika nilai bermakna subyektif, tetapi nilai moral mengandung makna obyektif, baik buruknya sesuatu dalam arti moral tidak tergantung dari nilai pribadi, tidak mungkin bahwa bagi satu orang sesuatu adalah baik untuk dilakukan sedangkan bagi orang lain hal yang sama adalah buruk.

§ Universalitas nilai moral
Artinya harus selalu dan berlaku dimana-mana. Mustahillah norma moral yang berlaku di satu tempat tapi tidak berlaku di tempat lain. Hal itu memang dapat terjadi pada norma hukum (karena didasarkan pada undang-undang yang berbeda), contohnya : undang-undang yang melindungi kerahasiaan bank, bisa jadi di negara lain tidak ada, tapi kejujuran berlaku selalu dan dimana-mana.

Keyakinan :
Ada beberapa pengertian tentang keyakinan :
Sesuatu yang diterima sebagai kebenaran melalui pertimbangan dan kemungkinan, tidak berdasarkan kenyataan.
Pengorganisasian konsep kognitif.

Sikap
Suasana atau perasaan atau sifat dimana perilaku yang ditujukan kepada orang, objek, kondisi atau situasi baik secara tradisional maupun nilai atau keyakinan. Sikap dapat diajarkan melalui cara :
Memberi contoh atau teladan atau model peran
Membujuk atau meyakinkan, mempunyai dasar kognitif, hal ini terkait dengan aspek emosional dari perilaku seseorang.
Mengajarkan melalui budaya. Budaya dan agama mempengaruhi perilaku seseorang tanpa pilihan.
Pilihan terbatas. Perilaku seseorang dikontrol dengan membatasi pilihan seseorang dengan tidak mempunyai pilihan secara bebas.
Menetapkan melalui peraturan-peraturan
Ketentuan dan peraturan yang digunakan untuk mengontrol seseorang adalah sebagai berikut :
§ Perilaku yang dipelajari biasanya dapat diterima secara sosial dan diterapkan dalam situasi yang sama dengan waktu yang akan datang.
§ Berperilaku dalam cara tertentu karena takut diberi sanksi, sehingga tidak mempertimbangkan nilai benar atau salah.
§ Menggunakan nilai untuk mengarahkan perilakunya, berarti dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah.
Mempertimbangkan dengan hati nurani
Kegagalan dalam mengikuti norma yang sesuai dengan hati nurani mengakibatkan timbulnya perasaan bersalah.

Konflik antara nilai dan kewajiban profesional :
Dengan berubahnya lingkup praktik keperawatan dan teknologi medis, tanggung jawab keperawatan akan menjadi konflik dengan nilai-nilai pribadi perawat, misalnya :
Membantu dokter dalam melaksanakan aborsi terapeutik
Memperpanjang kehidupan pasien yang tidak responsif dengan mesin
Tidak memasukkan transfusi darah karena keyakinan agama individu yang seharusnya ia lakukan

Klarifikasi nilai menyebutkan bahwa tidak ada seperangkat nilai yang benar untuk setiap orang. Proses klarifikasi nilai lebih memperhatikan proses penilaian, bukan berdasarkan hasil penilaiannya. Proses penilaian mencakup tujuh proses yang ditempatkan dalam 3 kelompok :
Menghargai
§ Menjunjung dan menghargai keyakinan dan perilaku seseorang
§ Menegaskannya di depan umum bila diperlukan
Memilih
§ Memilih dari berbagai alternatif
§ Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
§ Memilih secara bebas
Bertindak
§ Bertindak
§ Bertindak sesuai pola, konsistensi dan repetisi (mengulang yang telah disepakati)

KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB

Þ Kebebasan dan Tanggung Jawab seolah-olah merupakan pengertian kembar.
Þ Terdapat hubungan timbal balik antara dua pengertian ini, sehingga orang yang mengatakan manusia itu bebas dengan sendirinya menerima juga manusia itu bertanggungjawab.
Þ Sebaliknya, jika kita bertolak dari pengertian tanggung jawab, kita selalu turut memasukkan juga kebebasan.
Þ Tidak mungkin kebebasan tanpa tanggung jawab dan tidak mungkin tanggung jawab tanpa kebebasan.

KEBEBASAN

Þ Beberapa Arti Kebebasan
v Kebebasan Sosial Politik
Subyek kebebasan sosial politik adalah suatu bangsa atau rakyat. Contohnya : Kebebasan rakyat vs Kekuasaan Absolut, Kemerdekaan vs Kolonialisme.

v Kebebasan Individual
Subyek kebebasan individual adalah manusia perseorangan. Kebebasan individual memiliki beberapa makna :
§ Kesewenang-wenangan, bebas diartikan sebagai terlepas dari segala kewajiban atau keterikatan. Kebebasan dalam arti ini dilihat sebagai izin atau kesempatan untuk berbuat semau gue.
§ Kebebasan Fisik, orang menganggap dirinya bebas dalam arti ini jika bisa bergerak kemana saja tanpa hambatan apapun.
§ Kebebasan Yuridis, berkaitan erat dengan hukum dan dijamin oleh hukum. Dalam Deklarasi Universal tentang Hak-hak Manusia Asasi Manusia (1948) tentang “hak-hak dan kebebasan-kebebasan”.
o Yang dimaksud dengan kebebasan dalam arti ini adalah syarat-syarat fisis dan sosial yang harus dipenuhi agar kita dapat menjalankan kebebasan kita secara konkret.
o Karena itu kita membedakan kebebasan yuridis yang didasarkan pada hukum kodrat dan kebebasan yuridis yang didasarkan pada hukum positif.
1. Dengan kebebasan yang didasarkan pada hukum kodrat dimaksudkan semua kemungkinan manusia untuk bertindak bebas yang begitu terikat dengan kodrat manusia, sehingga tidak pernah boleh diambil dari anggota-anggota masyarakat. Kebebasan-kebebasan ini tidak diciptakan oleh negara, tapi seolah-olah menjadi milik manusia sebelum ia masuk masyarakat.
2. Sedangkan kebebasan yang didasarkan pada hukum positif diciptakan oleh negara. Kebebasan-kebebasan ini merupakan buah dari hasil perundang-undangan.
§ Kebebasan Psikologis
o Merupakan salah satu kebebasan yang sangat penting. Kebebasan psikologis adalah kehendak bebas “free will”.
o Kebebasan ini berkaitan dengan kenyataan bahwa manusia adalah makhluk ber”rasio”.
o Ia bisa berpikir sebelum bertindak, dalam tingkah lakunya ia tidak membabi buta, melainkan berkelakuan dengan sadar dan pertimbangan sebelumnya.
o Jika manusia bertindak bebas, itu berarti ia tahu apa yang diperbuatnya dan apa sebab diperbuatnya. Berkat kebebasan ini ia dapat memberikan suatu makna kepada perbuatannya.
§ Kebebasan Moral
o Berkaitan erat dengan kebebasan psikologi, namun tidak boleh disamakan dengannya.
o Tanpa kebebasan psikologis tidak mungkin terdapat kebebasan moral. Tapi kalau terdapat kebebasan psikologis belum tentu terdapat kebebasan moral juga, walaupun dalam keadaan normal kebebasan psikologis akan disertai kebebasan moral. Dan cara yang paling jelas untuk membedakan kebebasan psikologis dengan kebebasan moral adalah bahwa kebebasan psikologis berarti bebas begitu saja (free), sedangkan kebebasan moral berarti suka rela (voluntary).
§ Kebebasan Eksistensial
o Maksudnya kebebasan menyeluruh yang menyangkut seluruh pribadi manusia dan tidak terbatas pada salah satu aspek saja.
o Kebebasan ini mencakup seluruh eksistensi manusia.
o Kebebasan eksistensial adalah bentuk kebebasan tertinggi.
o Kebebasan ini terutama merupakan suatu ideal atau cita-cita yang bisa memberi arah dan makna kepada kehidupan manusia.
o Kebebasan ini selalu patut dikejar, tapi jarang akan terealisasi sepenuhnya.

Þ Beberapa Masalah Mengenai Kebebasan
v Kebebasan Negatif dan Kebebasan Positif
Secara implisit tampak dua aspek yang melekat pada kebebasan yaitu aspek positif dan negatif. Secara spontan kebebasan dimengerti sebagai terlepas dari tekanan atau paksaan.
Arti-arti dari kebebasan :
§ Yang bebas adalah orang yang terlepas dari paksaan fisik (kebebasan fisik). Orang yang terbelenggu atau orang yang terkena tahanan rumah pastinya tidak bebas.
§ Yang bebas juga adalah orang yang tidak dirampas hak-haknya (kebebasan yuridis). Orang yang hidup dalam negara dikttator dan tidak diperbolehkan mengemukakan pendapatnya atau mengadakan rapat dengan teman-temannya, tidak mempunyai kebebasan-kebebasan yang seharusnya dinikmatinya.
§ Yang bebas juga adalah orang yang terlepas dari tekanan batin atau psikis (kebebasan psikologis). Orang yang menderita kelainan jiwa, seperti misalnya kleptomani, jelas tidak bebas. Dipandang dari luar, ia sama seperti orang lain (pencuri sungguhan), namun ia tidak bisa menentukan diri dan karena perbuatannya harus dianggap tidak bebas.
§ Yang bebas pula adalah orang yang terlepas dari paksaan moral (kebebasan moral). Bila ia ditodong dengan senjata tajam, ia tentu tidak sepenuhnya bebas dalam menyerahkan harta bendanya. Ia memang menentukan dirinya untuk menyerahkan kekayaannya tapi ia melakukannya dengan terpaksa. Begitu paksaan hilang (kedatangan teman untuk membantu), ia akan berbuat lain.
§ Akhirnya yang bebas adalah orang yang terlepas dari keterasingan (kebebasan eksistensial).

v Batas-batas Kebebasan
Batas-batas yang paling penting :
§ Faktor-faktor dari dalam
Kebebasan pertama-tama dibatasi leh faktor-faktor dari dalam, baik fisik maupun psikis. Contohnya : kita tidak mempunyai sayap, sehingga kita tidak bisa terbang. Secara psikis, tipe pemarah kurang cocok menjadi seorang Customer Service, pamalu, dll.
§ Lingkungan
Kebebasan juga dibatasi oleh lingkungan, baik sosial maupun alamiah. Secara alamiah, negara kita tropis tidak cocok sebagai pusat olahraga ski, secara sosial seseorang dari keluarga kurang mampu, tidak leluasa untuk memilih perguruan tinggi yang dikehendaki.
§ Kebebasan orang lain
Inilah pembatasan dengan konsekuensi paling besar terhadap etika. Inilah alasan utama mengapa diperlukan tatanan moral diantara manusia.
Kedua pembatasan sebelumnya membatasi kehendak diluar kemauannya, sedangkan pembatasan disini membatasi kemauannya karen berbenturan dengan keinginan orang lain.
Mengakui kebebasab orang lain disini sama artinya dengan menghormati hak-hak orang lain.
§ Generasi-generasi mendatang
Contohnya : eksploitasi alam, dalam mengeksploitasi alam kita harus menggantinya dengan yang baru, kita harus memikirkan generasi-generasi mendatang yang juga memiliki kebutuhan yang sama.

v Kebebasan dan Determinisme
Determinisme maksudnya adalah kejadian-kejadian dalam alam berkaitan satu sama lain menurut keterikatan yang tetap, sehingga satu kejadian pasti mengakibatkan kejadian lain. Dengan itu hubungan determinisme dan kebebasan dapat dilukiskan dengan baik :
§ Dalam alam di luar manusia pada prinsipnya terdapat kemungkinan sepenuhnya untuk mengadakan ramalan. Kemungkinan itu hanya dibatasi oleh keterbatasan dan teknik manusia. Contohnya ramalan cuaca, seandainya kita tahu persis semua faktor yang menentukan cuaca, kita bisa meramalkan dengan tepat cuaca besok pagi.
§ Kemungkinan untuk meramal adalah relatif besar dalam kaitan dengan pola-pola tingkah laku kelompok besar manusia yang melakukan hal-hal normal atau yang berkelakuan secara rutin. Disini terjadi bahwa manusia mengikuti motif-motif yang berlaku bagi masyarakat kebanyakan, seperti membeli barang dengan harga semurah mungkin.
§ Kemungkinan hampir sepenuhnya untuk meramal pada perbuatan-perbuatan manusia yang dijalankan menurut suatu rencana. Jika guru dan pelajar setiap pagi masuk kelas pukul tujuh, itu tidak berarti mereka tidak bebas, itu hanya berarti mereka harus tunduk pada jadwal yang diterima.
§ Keputusan yang diambil manusia perorangan pada prinsipnya tidak bisa diramalkan, terutama kalau keputusan itu menyangkut suatu hal penting. Contohnya apakah seorang politikus akan mencalonkan diri sebagai seorang calon presiden.

TANGGUNG JAWAB

Bertanggung jawab berarti dapat menjawab, bila ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan.
Orang yang bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab tetapi juga harus menjawab.
Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila diminta penjelasan tentang tingkah laku atau perbuatannya.
Dalam tanggung jawab terkandung pengertian penyebab. Orang bertanggung jawab atas sesuatu yang disebabkan olehnya. Orang yang tidak menjadi penyebab suatu akibat maka dia tidak harus bertanggung jawab juga.

Tanggung jawab bisa berarti langsung atau tidak langsung. Contohnya bila kita yang berbuat kesalahan maka kita yang secara langsung harus bertanggung jawab, bagaimana kalau ternyata anjing kita yang merusakkan barang orang lain, maka secara otomatis kita juga sebagai pemiliknya yang harus bertanggung jawab atau anak kita yang masih kecil yang berbuat kesalahan.

Tanggung jawab pun bisa berarti prospektif ataupun retrospektif.
§ Tanggung jawab prospektif, bertanggung jawab atas perbuatan yang akan datang, contohnya : bila seorang apoteker membuka apotek hari ini, maka ia bertanggung jawab atas segala obat yang ia jual hari ini.
§ Sedang tanggung jawab retrospektif, adalah tanggung jawab atas perbuatan yang telah berlangsung dengan segala konsekuensinya, contohnya seorang dokter salah meresepkan obat, maka ia harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi dengan pasiennya.

Disamping tanggung jawab personal, kita kenal juga yang disebut dengan tanggung jawab kolektif atau tanggung jawab kelompok. Contohnya pemilu yang terjadi dinegara kita, kita yang memilih siapa yang menjadi presiden kita, dan jika dalam pelaksanaannya presiden ini melakukan suatu penyimpangan yang merugikan negara, maka tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab kita juga karena telah memilih orang yang bersangkutan sebagai presiden.
Paham tentang tanggung jawab kolektif secara moral sulit untuk dimengerti, karena sulit untuk mengakui suatu kesalahan yang tidak secara langsung kita lakukan.

KONSEP DASAR ETIKA (Kuliah perdanaku semester 2)

ETIKA, MORAL DAN ETIKET

¨ Perawat merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan pada individu yang sehat maupun sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hari.
¨ Karena bidang garap keperawatan adalah manusia, maka diperlukan suatu aturan yang mengatur hubungan perawat pasien yaitu suatu etika.

¨ Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang artinya adat, kebiasaan, perilaku atau karakter.
¨ Etika diartikan sebagai ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik buruk, kewajiban dan tanggung jawab.
¨ Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti :
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988).
¨ Etika disebut juga dengan filsafat moral, kode etik atau sistem nilai.
¨ Etika juga diartikan sebagai ilmu tentang moral.

¨ Moral berasal dari bahasa latin “mos”, dalam bahasa Inggris “mores” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
¨ Moral diartikan sebagai perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan standar perilaku dan nilai-nilai yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat dimana ia tinggal.
¨ Amoral berarti seseorang yang tidak mempunyai moral, sedang immoral berarti seseorang yang bertindak melawan atau bertentangan dengan moral.
¨ Moralitas berarti sifat moral.

¨ Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang serta menjadi kebiasaan di dalam suatu masyarakat baik berupa kata-kata atau suatu bentuk pernyataan yang nyata.
¨ Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia, contohnya menyerahkan sesuatu kepada orang lain menggunakan tangan kanan. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, bersifat relatif ( apa yang kita anggap sopan atau benar menurut budaya kita, belum tentu benar atau sopan menurut budaya lain) dan hanya bersifat lahiriah, terkadang seseorang hanya bersikap sopan diluar saja tetapi tidak dari dalam.
¨ Etiket juga berarti cara atau aturan yang sopan dalam berhubungan sosial.
¨ Sedangkan etiket profesi adalah perilaku yang diharapkan bagi setiap anggota profesi untuk bertindak dengan kapasitas profesionalnya.

¨ Ketiganya sulit untuk dibedakan, hanya dapat dilihat bahwa etika lebih menitikberatkan pada aturan-aturan, prinsip-prinsip yang melandasi perilaku yang mendasar dan mendekati aturan-aturan, hukum, dan undang-undang yang membedakan atau salah secara moralitas.
¨ Etika dan Etiket :
§ Persamaannya : menyangkut perilaku manusia dan mengatur perilaku manusia.
§ Perbedaannya : etiket menyangkut cara, sedang etika menilai/memberi norma pada suatu tindakan etiket.
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, sedang etika selalu berlaku kapan saja dan bersifat relatif.

¨ Etika dibagi atas tiga pendekatan :
Etika Deskriptif
Melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Karena etika deskriptif hanya melukiskan, ia tidak memberi penilaian. Misalnya seseorang mengemukakan suatu adat membuka semua pintu dan jendela jika ada keluarga yang hamil, tetapi ia tidak mengatakan bahwa adat semacam itu harus diterima atau harus ditolak.
Etika Normatif
Dalam etika normatif terjadi penilaian. Lebih lanjut etika normatif dibagi menjadi dua :
Etika Umum : mempelajari tema-tema secara umum.
Etika Khusus / Applied Ethics : menerapkan prinsip-prinsip etika yang umum ke dalam perilaku manusia, contohnya etika keperawatan, etika kedokteran.
Etika Metaetika
Mempelajari kata-kata, ucapan-ucapan atau tata bahasa kita, sering juga disebut dengan etika analitis.

¨ Peranan Etika dalam dunia Modern :
Mengatasi terjadinya Culture Shock, keterkejutan yang terjadi ketika seseorang dihadapkan pada suatu budaya yang berbeda dengan budaya yang dia anut selama ini. Contohnya mahasiswa yang baru pertama kali kuliah di luar daerah/luar negeri.
Menjadi filter dari pluralisme moral. Era komunikasi mengakibatkan berbagai macam informasi dari segala penjuru masuk ke rumah kita tanpa adanya batasan, disini peran etika, sebagai filter dari pluralisme moral yang kita peroleh.
Mengatasi masalah-masalah etis, contohnya adanya donor organ.
Kepedulian etis yang tampak diseluruh dunia, contohnya Peperangan dalam merebutkan jalus gaza.

¨ Hubungan Moral dan Agama
o Agama mempunyai hubungan yang erat dengan moral.
o Dalam praktek sehari-hari, motivasi kita yang terpenting dan terkuat bagi perilaku moral adalah agama.
o Setiap agama mengandung suatu ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku para penganutnya.
o Ajaran moral dalam suatu agama dianggap penting karena ajaran itu berasal dari Tuhan dan mengungkapkan kehendak Tuhan. Dan ajaran moral itu diterima dengan alasan keimanan.
o Tetapi moralitas bukan monopoli orang beragama. Baik dan buruk tidak hanya mempunyai arti bagi orang yang beragama saja. Pada kenyataannya pluralisme modern disebabkan adanya etika humanistis dan sekuler yang tidak mengikutsertakan acuan agama.

¨ Hubungan Moral dan Hukum
o Sebagaimana terdapat hubungan erat antara moral dan agama, demikian juga antara moral dan hukum.
o Hukum membutuhkan moral, hukum tidak berarti banyak kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Kualitas suatu hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya.
o Moral juga membutuhkan hukum. Moral hanya akan merupakan sebuah imajinasi saja jika tidak dilembagakan secara hukum.
o Perbedaan hukum dan moral :
§ Baik hukum maupun moral mengatur tingkah laku manusia, namun hukum hanya membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap batin seseorang.
§ Sanksi hukum dalam hukum bersifat memaksa dan dapat dipaksakan sedangkan pada moralitas sanksi itu hanya bisa mengenai bagian luarnya saja sedangkan bagian dalamnya tidak.
§ Perbedaan yang lain, hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara. Sedangkan moralitas didasarkan pada norma-norma moral.

HATI NURANI

¨ Hati nurani berarti hati yang diterangi (nur : cahaya).
¨ Hati nurani dimaksudkan sebagai penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan tingkah laku kita.
¨ Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu. Ia tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret. Tidak mengikuti hati nurani ini berarti menghancurkan integritas pribadi kita dan mengkhianati martabat terdalam kita.
¨ Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran. Dan di dalam diri manusia terjadi proses penggandaan, yaitu pengenalan sebagai subjek dan objek. Untuk mengerti hal ini perlu kita bedakan antara pengenalan dan kesadaran. Kita mengenal bila kita melihat, mendengar atau merasa sesuatu dan pengenalan ini bukan monopoli manusia saja. Tetapi hanya manusia yang mempunyai kesadaran, bukan saja mengenali tetapi juga menyadari apa yang dilakukannya, sedangkan hewan tidak. Ia melihat tetapi tidak menyadari apa yang dilakukannya.

¨ Hati Nurani dibedakan menjadi dua :
Hati nurani retrospektif
Memberikan penilaian tentang perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau. Ia menyatakan bahwa perbuatan yang telah ia lakukan itu baik atau buruk.
Hati nurani dalam arti retrospektif menghukum atau menuduh kita bila perbuatan kita jelek sehingga kita merasa gelisah dan bersalah, atau biasa disebut dengan Bad Conscience. Atau hati nurani akan memuji atau memberi rasa puas bila perbuatannya dianggap baik atau biasa disebut dengan Good Consciense atau Clear Conscience.
Hati nurani prospektif
Melihat ke masa depan dan menilai perbuatan-perbuatan kita di masa yang akan datang. Hati nurani dalam arti ini mengajak kita untuk melakukan sesuatu atau mengatakan jangan dan melarang untuk melakukan sesuatu. Dalam hati nurani prospektif ini sebenarnya terkandung semacam ramalan, ia menyatakan hati nurani pasti akan menghukum kita, andaikata kita melakukan perbuatan itu. Dalam arti ini hati nurani prospektif menunjuk kepada hati nurani retrospektif.
Pembedaan antara hati nurani retrospektif dan prospektif ini bisa menampilkan kesan seolah-olah hati nurani hanya menyangkut masa lampau atau masa depan. Padahal hati nurani dalam arti yang sebenarnya justru menyangkut perbuatan yang sedang dilakukan kini dan disini. Hati nurani terutama adalah conscience “turut mengetahui”.

¨ Hati nurani bersifat :
Personal, selalu berkaitan erat dengan pribadi yang bersangkutan, hati nurani hanya berbicara atas nama saya, hati nurani hanya memberi penilaian tentang perbuatan saya sendiri.
Adipersonal, seolah-olah melebihi pribadi kita. Misalnya orang beragama mengatakan bahwa hati nurani adalah suara tuhan.

¨ Hati Nurani sebagai Norma Moral yang Subyektif
o Alasannya karena hati nurani memberi suatu penilaian, ia menegaskan ini baik dan harus dilakukan atau itu buruk dan tidak boleh dilakukan.
o Mengemukakan putusan jelas merupakan suatu fungsi dari rasio. Rasio dibedakan menjadi dua macam :
1. Rasio teoritis
Memberi jawaban atas pertanyaan: apa yang dapat saya ketahui? Atau bagaimana pengetahuan saya dapat diperluas?. Bersifat abstrak.
2. Rasio praktis
Terarah pada tingkah laku manusia. Bersifat konkret.
Putusan hati nurani mengkonkretkan pengetahuan etis kita yang umum. Hati nurani seolah-olah merupakan jembatan yang menghubungkan pengetahuan etis kita yang umum dengan perilaku konkret.
Biarpun putusan hati nurani bersifat rasional itu tidak berarti bahwa ia mengemukakan suatu penalaran logis (reasoning). Ucapan hati nurani biasanya bersifat intuitif, namun demikian kadang-kadang putusan hati nurani bisa memiliki sifat-sifat yang mengingatkan kita pada masa lampau atau hati nurani prospektif.
Dalam Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia (1948) disebut juga “hak atas kebebasan hati nurani”. Konsekuensinya bahwa negara harus menghormati putusan hati nurani para warganya, bahkan kalau kewajiban itu menimbulkan konflik dengan kebutuhan lain. Dengan kata lain negara harus menghormati hak dari Conscientious objector : orang yang berkeberatan memenuhi suatu kewajiban sebagai warga negara karena alasan hati nurani.
Dapat disimpulkan bahwa hati nurani mempunyai kedudukan kuat dalam hidup moral kita. Dari sudut subyek, hati nurani adalah norma terakhir untuk perbuatan-perbuatan kita atau dengan kata lain putusan hati nurani adalah norma moral subyektif bagi tingkah laku kita. Namun demikian belum tentu perbuatan yang dilakukan atas desakan hati nurani adalah baik juga secara objektif.
Kita tidak boleh bertindak bertentangan dengan hati nurani, hati nurani selalu harus diikuti, juga kalau secara objektif ia sesat. Akan tetapi manusia juga wajib mengembangkan hati nurani dan seluruh kepribadian etisnya sampai menjadi matang dan seimbang. Pada orang yang sungguh-sungguh dewasa dalam bidang etis, putusan subyektif dari hati nurani akan sesuai dengan kualitas objektif dari perbuatannya.

¨ Pembinaan Hati Nurani
o Karena sifat subyektif itu maka hati nurani sering disalahgunakan. Dalam psikiatri dibicarakan tentang Moral Insanity, kelainan jiwa yang membuat orang seolah-olah buta di bidang etis sehingga tidak bisa membedakan baik dan buruk.
o Sehingga hati nurani harus dididik seperti juga akal budi manusia membutuhkan pendidikan.
o Pendidikan hati nurani seolah-olah berjalan dengan sendirinya, bilamana si anak diliputi suasana yang sehat serta luhur dan ia melihat bahwa orang disekelilingnya memenuhi kewajiban mereka dengan seksama dan mempraktekkan keutamaan-keutamaan yang mereka ajarkan. Pendidikan hati nurani tidak membutuhkan sistem pendidikan formal, malah lebih baik berlangsung dalam lingkungan informal yaitu keluarga.

RAKOR TODAY

Rakor Today,...

Lumayan, semoga memang bawa banyak hal baru buat akademi ini, sebulan aku bergabung aku sudah kehilangan seorang tokoh, membuatku hampir kehilangan semangat untuk terus melangkah.
Tapi hanya bertahan yang bisa kulakukan saat ini.

Slowly but sure, that's i'm hoping for this institution, going better and better...

Selasa, 03 Maret 2009

Cerita dari Jepang

Seorang sahabat mengajakku chatting malam itu, kangen banget karena hampir dua bulan kami lose contact,...
Cerita mengalir tentang rasanya menjadi worker di salah satu rumah sakit di jepang, menitipkan pesan untuk sesama perawat di Indonesia yang mempunyai keinginan untuk pergi ke Jepang juga...

Sahabatku berpesan " Kak, titip pesen buat temen-temen di Indonesia, jangan tergiur dengan gaji besar di negeri orang karena tidak semuanya seperti yang kita inginkan..."

Rasanya malam itu aku begitu sedih, cerita yang kupikir akan indah seindah salju dan sakura dinegeri Jepang ternyata menorehkan kesedihan untuk sahabatku,...
Untuk sahabatku dan teman-teman sesama perawat di Jepang, berjuanglah, semoga cerita yang mengalir hanya di awal saja, selebihnya semua akan baik-baik saja....