Kamis, 12 Maret 2009

NILAI DAN NORMA

Nilai secara singkat diartikan sebagai sesuatu yang baik, sesuatu yang kita iyakan dan sesuatu yang selalu kita aminkan.
Nilai merupakan hak-hak manusia dan pertimbangan etis yang mengatur perilaku seseorang.
Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah-langkah yang seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan hati nurani yang dalam dan diperoleh sejak kecil.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya.
Nilai juga diartikan sebagai seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran, keindahan dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.
Nilai juga berarti keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide, objek atau perilaku khusus.
Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan.

Nilai selalu mempunyai konotasi yang positif, sebaliknya sesuatu yang kita jauhi, sesuatu yang membuat kita melarikan diri, seperti penyakit atau penderitaan kita sebut sebagai non nilai atau disvalue.

Nilai selalu berkaitan dengan penilaian seseorang sedangkan fakta menyangkut ciri-ciri yang obyektif saja. Perlu diperhatikan bahwa fakta selalu mendahului nilai, terlebih dahulu ada fakta yang berlangsung kemudian terjadi penilaian terhadap fakta yang berlangsung.

Nilai memiliki ciri-ciri :
Nilai berkaitan dengan subyek. Kalau tidak ada subyek yang menilai, maka tidak ada nilai juga. Entah manusia hadir atau tidak gunung akan tetap meletus, tetapi gunung itu dikatakan indah atau tidak harus ada manusia sebagai subyek untuk menilainya.
Nilai tampil dalam suatu konteks yang praktis, dimana subyek ingin membuat sesuatu.
Nilai menyangkut sifat-sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat-sifat yang dimiliki oleh objek. Misalnya satu obyek bisa menimbulkan penilaian yang bermacam-macam dari subyek.
Nilai-nilai membentuk dasar perilaku seseorang.
Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola perilaku yang konsisten.
Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi perilaku seseorang.
Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang secara intelektual diyakinkan tentang suatu nilai serta memegang teguh dan mempertahankannya.

Nilai-nilai dipelajari sejak kecil oleh anak-anak di rumah. Nilai-nilai tersebut ada yang cocok dan adapula yang tidak cocok dengan etika keperawatan.
Untuk praktek perawat profesional, diperlukan nilai-nilai yang sesuai dengan kode etik profesi, antara lain dengan :
Menghargai martabat individu tanpa prasangka
Melindungi seseorang dalam hal privasi
Bertanggung jawab atas segala tindakannya.

Seorang perawat yang menghargai hak privasi pasien akan menerapkan kepada pasien hal-hal sebagai berikut :
Menutup area untuk mandi dan pengobatan
Menutup pasien untuk prosedur tertentu
Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien dengan pemuka agama atau anggota keluarga yang bersedih.

Nilai – nilai yang sangat diperlukan oleh perawat :
Kejujuran
Lemah lembut
Ketepatan setiap tindakan
Menghargai orang lain

Falsafah seseorang untuk mengintegrasikan nilai-nilai adalah spiritual, profesional, sosial dan estetika yang dapat menghasilkan suatu kode atau peraturan. Menghargai privasi adalah dasar nilai etis untuk keperawatan. Mahasiswa keperawatan belajar dengan cara membiasakan diri “ menjadi sensitif terhadap perasaan – perasaan pasien dan memahami kebutuhannya “.

Nilai Moral
Nilai moral biasanya menumpang pada nilai-nilai yang lain, namun ia tampak sebagai suatu nilai baru dan merupakan nilai yang paling tinggi.
Nilai moral mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Berkaitan dengan tanggung jawab kita
Nilai moral berkaitan dengan pribadi kita. Yang khusus menandai nilai moral adalah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab.
Nilai moral mengakibatkan seseorang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.
Berkaitan dengan hati nurani
Nilai selalu mengandung suatu nasehat, tapi pada nilai moral tuntutan ini lebih mendesak dan lebih serius. Mewujudkan nilai moral merupakan himbauan dari hati nurani.
Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilai ini yang menimbulkan suara hati nurani yang menuduh bila kita meremehkan atau menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila kita mewujudkan nilai-nilai moral.

Mewajibkan
§ Nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan dengan tidak bisa ditawar-tawar.
Contohnya : nilai estetis, dia tidak bermakna absolut dan bisa ditawar-tawar, contohnya sebuah lukisan, bisa memiliki nilai estetis bagi seorang seniman atau penggemar lukisan tapi tidak memiliki arti apapun bagi seseorang yang tidak memiliki jiwa seni. Berbeda dengan nilai moral, nilai-nilai moral harus diakui dan harus direalisasikan. Tidak bisa diterima bila seseorang bersikap acuh tak acuh terhadap nilai moral.
§ Nilai moral mengandung suatu imperatif kategoris, artinya nilai moral itu mewajibkan kita begitu saja tanpa syarat. Contohnya : apabila kita meminjan buku, buku itu harus dikembalikan, mau tidak mau. Barang itu harus dikembalikan begitu saja. Keharusan itu bersifat mutlak, tanpa syarat.
§ Kewajiban moral tidak datang dari luar, tidak ditentukan oleh instansi lain, tapi berakar dalam kemanusiaan itu sendiri. Akibatnya disini tidak mungkin seseorang mendapatkan suatu dispensasi. Contohnya seorang pelajar yang gagal ujian padahal dia sudah belajar dengan keras, tentunya dia akan merasa kecewa tetapi tidak merendahkan harkatnya sebagai manusia. Lain dengan mahasiswa yang mencuri untuk membeli sepeda motornya, mungkin gengsinya naik didepan kawan-kawannya tetapi perbuatan nekat itu telah melukai harkatnya sebagai manusia.
§ Kegagalan di bidang moral berarti kegagalan total sebagai manusia, bukan merupakan satu aspek saja.
Bersifat formal
Bahwa nilai-nilai moral berjalan berdampingan dengan nilai-nilai yang lain. Nilai-nilai moral tidak memiliki isi yang terpisah dari nilai-nilai yang lain, tidak ada nilai moral yang murni terlepas dari nilai-nilai yang lain.

Norma Moral
Norma adalah suatu tolok ukur untuk menilai sesuatu.
Norma terbagi menjadi dua :
§ Norma umum, menyangkut tingkah laku manusia sebagai keseluruhan.
Norma umum terbagi menjadi tiga :
ü Norma kesopanan atau etiket, hanya menjadi tolok ukur untuk menentukan apakah yang kita lakukan itu sopan atau tidak.
ü Norma hukum
ü Norma moral, norma moral bisa bersifat positif atau negatif. Positif tampak sebagai perintah yang harus dilakukan, sedangkan negatif tampak sebagai sebuah larangan untuk melakukan sesuatu.
§ Norma khusus, menyangkut aspek tertentu dari apa yang dilakykan oleh manusia. Contohnya norma bahasa.

Norma Moral bersifat Obyektif dan Universal
§ Obyektivitas nilai moral
Jika nilai bermakna subyektif, tetapi nilai moral mengandung makna obyektif, baik buruknya sesuatu dalam arti moral tidak tergantung dari nilai pribadi, tidak mungkin bahwa bagi satu orang sesuatu adalah baik untuk dilakukan sedangkan bagi orang lain hal yang sama adalah buruk.

§ Universalitas nilai moral
Artinya harus selalu dan berlaku dimana-mana. Mustahillah norma moral yang berlaku di satu tempat tapi tidak berlaku di tempat lain. Hal itu memang dapat terjadi pada norma hukum (karena didasarkan pada undang-undang yang berbeda), contohnya : undang-undang yang melindungi kerahasiaan bank, bisa jadi di negara lain tidak ada, tapi kejujuran berlaku selalu dan dimana-mana.

Keyakinan :
Ada beberapa pengertian tentang keyakinan :
Sesuatu yang diterima sebagai kebenaran melalui pertimbangan dan kemungkinan, tidak berdasarkan kenyataan.
Pengorganisasian konsep kognitif.

Sikap
Suasana atau perasaan atau sifat dimana perilaku yang ditujukan kepada orang, objek, kondisi atau situasi baik secara tradisional maupun nilai atau keyakinan. Sikap dapat diajarkan melalui cara :
Memberi contoh atau teladan atau model peran
Membujuk atau meyakinkan, mempunyai dasar kognitif, hal ini terkait dengan aspek emosional dari perilaku seseorang.
Mengajarkan melalui budaya. Budaya dan agama mempengaruhi perilaku seseorang tanpa pilihan.
Pilihan terbatas. Perilaku seseorang dikontrol dengan membatasi pilihan seseorang dengan tidak mempunyai pilihan secara bebas.
Menetapkan melalui peraturan-peraturan
Ketentuan dan peraturan yang digunakan untuk mengontrol seseorang adalah sebagai berikut :
§ Perilaku yang dipelajari biasanya dapat diterima secara sosial dan diterapkan dalam situasi yang sama dengan waktu yang akan datang.
§ Berperilaku dalam cara tertentu karena takut diberi sanksi, sehingga tidak mempertimbangkan nilai benar atau salah.
§ Menggunakan nilai untuk mengarahkan perilakunya, berarti dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah.
Mempertimbangkan dengan hati nurani
Kegagalan dalam mengikuti norma yang sesuai dengan hati nurani mengakibatkan timbulnya perasaan bersalah.

Konflik antara nilai dan kewajiban profesional :
Dengan berubahnya lingkup praktik keperawatan dan teknologi medis, tanggung jawab keperawatan akan menjadi konflik dengan nilai-nilai pribadi perawat, misalnya :
Membantu dokter dalam melaksanakan aborsi terapeutik
Memperpanjang kehidupan pasien yang tidak responsif dengan mesin
Tidak memasukkan transfusi darah karena keyakinan agama individu yang seharusnya ia lakukan

Klarifikasi nilai menyebutkan bahwa tidak ada seperangkat nilai yang benar untuk setiap orang. Proses klarifikasi nilai lebih memperhatikan proses penilaian, bukan berdasarkan hasil penilaiannya. Proses penilaian mencakup tujuh proses yang ditempatkan dalam 3 kelompok :
Menghargai
§ Menjunjung dan menghargai keyakinan dan perilaku seseorang
§ Menegaskannya di depan umum bila diperlukan
Memilih
§ Memilih dari berbagai alternatif
§ Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
§ Memilih secara bebas
Bertindak
§ Bertindak
§ Bertindak sesuai pola, konsistensi dan repetisi (mengulang yang telah disepakati)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

yang jelas dong dikassih spasi dikasih huruf jika itu contohnya artikel apaan ini