Kamis, 12 Maret 2009

NILAI DAN NORMA

Nilai secara singkat diartikan sebagai sesuatu yang baik, sesuatu yang kita iyakan dan sesuatu yang selalu kita aminkan.
Nilai merupakan hak-hak manusia dan pertimbangan etis yang mengatur perilaku seseorang.
Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah-langkah yang seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan hati nurani yang dalam dan diperoleh sejak kecil.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati nuraninya.
Nilai juga diartikan sebagai seperangkat keyakinan dan sikap-sikap pribadi seseorang tentang kebenaran, keindahan dan penghargaan dari suatu pemikiran, objek atau perilaku yang berorientasi pada tindakan dan pemberian arah serta makna pada kehidupan seseorang.
Nilai juga berarti keyakinan seseorang tentang sesuatu yang berharga, kebenaran atau keinginan mengenai ide-ide, objek atau perilaku khusus.
Nilai dipengaruhi oleh lingkungan dan pendidikan.

Nilai selalu mempunyai konotasi yang positif, sebaliknya sesuatu yang kita jauhi, sesuatu yang membuat kita melarikan diri, seperti penyakit atau penderitaan kita sebut sebagai non nilai atau disvalue.

Nilai selalu berkaitan dengan penilaian seseorang sedangkan fakta menyangkut ciri-ciri yang obyektif saja. Perlu diperhatikan bahwa fakta selalu mendahului nilai, terlebih dahulu ada fakta yang berlangsung kemudian terjadi penilaian terhadap fakta yang berlangsung.

Nilai memiliki ciri-ciri :
Nilai berkaitan dengan subyek. Kalau tidak ada subyek yang menilai, maka tidak ada nilai juga. Entah manusia hadir atau tidak gunung akan tetap meletus, tetapi gunung itu dikatakan indah atau tidak harus ada manusia sebagai subyek untuk menilainya.
Nilai tampil dalam suatu konteks yang praktis, dimana subyek ingin membuat sesuatu.
Nilai menyangkut sifat-sifat yang ditambah oleh subyek pada sifat-sifat yang dimiliki oleh objek. Misalnya satu obyek bisa menimbulkan penilaian yang bermacam-macam dari subyek.
Nilai-nilai membentuk dasar perilaku seseorang.
Nilai-nilai nyata dari seseorang diperlihatkan melalui pola perilaku yang konsisten.
Nilai-nilai menjadi kontrol internal bagi perilaku seseorang.
Nilai-nilai merupakan komponen intelektual dan emosional dari seseorang yang secara intelektual diyakinkan tentang suatu nilai serta memegang teguh dan mempertahankannya.

Nilai-nilai dipelajari sejak kecil oleh anak-anak di rumah. Nilai-nilai tersebut ada yang cocok dan adapula yang tidak cocok dengan etika keperawatan.
Untuk praktek perawat profesional, diperlukan nilai-nilai yang sesuai dengan kode etik profesi, antara lain dengan :
Menghargai martabat individu tanpa prasangka
Melindungi seseorang dalam hal privasi
Bertanggung jawab atas segala tindakannya.

Seorang perawat yang menghargai hak privasi pasien akan menerapkan kepada pasien hal-hal sebagai berikut :
Menutup area untuk mandi dan pengobatan
Menutup pasien untuk prosedur tertentu
Menyediakan tempat konsultasi bagi pasien dengan pemuka agama atau anggota keluarga yang bersedih.

Nilai – nilai yang sangat diperlukan oleh perawat :
Kejujuran
Lemah lembut
Ketepatan setiap tindakan
Menghargai orang lain

Falsafah seseorang untuk mengintegrasikan nilai-nilai adalah spiritual, profesional, sosial dan estetika yang dapat menghasilkan suatu kode atau peraturan. Menghargai privasi adalah dasar nilai etis untuk keperawatan. Mahasiswa keperawatan belajar dengan cara membiasakan diri “ menjadi sensitif terhadap perasaan – perasaan pasien dan memahami kebutuhannya “.

Nilai Moral
Nilai moral biasanya menumpang pada nilai-nilai yang lain, namun ia tampak sebagai suatu nilai baru dan merupakan nilai yang paling tinggi.
Nilai moral mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Berkaitan dengan tanggung jawab kita
Nilai moral berkaitan dengan pribadi kita. Yang khusus menandai nilai moral adalah bahwa nilai ini berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab.
Nilai moral mengakibatkan seseorang bersalah atau tidak bersalah, karena ia bertanggung jawab.
Berkaitan dengan hati nurani
Nilai selalu mengandung suatu nasehat, tapi pada nilai moral tuntutan ini lebih mendesak dan lebih serius. Mewujudkan nilai moral merupakan himbauan dari hati nurani.
Salah satu ciri khas nilai moral adalah bahwa hanya nilai ini yang menimbulkan suara hati nurani yang menuduh bila kita meremehkan atau menentang nilai-nilai moral dan memuji kita bila kita mewujudkan nilai-nilai moral.

Mewajibkan
§ Nilai-nilai moral mewajibkan kita secara absolut dan dengan tidak bisa ditawar-tawar.
Contohnya : nilai estetis, dia tidak bermakna absolut dan bisa ditawar-tawar, contohnya sebuah lukisan, bisa memiliki nilai estetis bagi seorang seniman atau penggemar lukisan tapi tidak memiliki arti apapun bagi seseorang yang tidak memiliki jiwa seni. Berbeda dengan nilai moral, nilai-nilai moral harus diakui dan harus direalisasikan. Tidak bisa diterima bila seseorang bersikap acuh tak acuh terhadap nilai moral.
§ Nilai moral mengandung suatu imperatif kategoris, artinya nilai moral itu mewajibkan kita begitu saja tanpa syarat. Contohnya : apabila kita meminjan buku, buku itu harus dikembalikan, mau tidak mau. Barang itu harus dikembalikan begitu saja. Keharusan itu bersifat mutlak, tanpa syarat.
§ Kewajiban moral tidak datang dari luar, tidak ditentukan oleh instansi lain, tapi berakar dalam kemanusiaan itu sendiri. Akibatnya disini tidak mungkin seseorang mendapatkan suatu dispensasi. Contohnya seorang pelajar yang gagal ujian padahal dia sudah belajar dengan keras, tentunya dia akan merasa kecewa tetapi tidak merendahkan harkatnya sebagai manusia. Lain dengan mahasiswa yang mencuri untuk membeli sepeda motornya, mungkin gengsinya naik didepan kawan-kawannya tetapi perbuatan nekat itu telah melukai harkatnya sebagai manusia.
§ Kegagalan di bidang moral berarti kegagalan total sebagai manusia, bukan merupakan satu aspek saja.
Bersifat formal
Bahwa nilai-nilai moral berjalan berdampingan dengan nilai-nilai yang lain. Nilai-nilai moral tidak memiliki isi yang terpisah dari nilai-nilai yang lain, tidak ada nilai moral yang murni terlepas dari nilai-nilai yang lain.

Norma Moral
Norma adalah suatu tolok ukur untuk menilai sesuatu.
Norma terbagi menjadi dua :
§ Norma umum, menyangkut tingkah laku manusia sebagai keseluruhan.
Norma umum terbagi menjadi tiga :
ü Norma kesopanan atau etiket, hanya menjadi tolok ukur untuk menentukan apakah yang kita lakukan itu sopan atau tidak.
ü Norma hukum
ü Norma moral, norma moral bisa bersifat positif atau negatif. Positif tampak sebagai perintah yang harus dilakukan, sedangkan negatif tampak sebagai sebuah larangan untuk melakukan sesuatu.
§ Norma khusus, menyangkut aspek tertentu dari apa yang dilakykan oleh manusia. Contohnya norma bahasa.

Norma Moral bersifat Obyektif dan Universal
§ Obyektivitas nilai moral
Jika nilai bermakna subyektif, tetapi nilai moral mengandung makna obyektif, baik buruknya sesuatu dalam arti moral tidak tergantung dari nilai pribadi, tidak mungkin bahwa bagi satu orang sesuatu adalah baik untuk dilakukan sedangkan bagi orang lain hal yang sama adalah buruk.

§ Universalitas nilai moral
Artinya harus selalu dan berlaku dimana-mana. Mustahillah norma moral yang berlaku di satu tempat tapi tidak berlaku di tempat lain. Hal itu memang dapat terjadi pada norma hukum (karena didasarkan pada undang-undang yang berbeda), contohnya : undang-undang yang melindungi kerahasiaan bank, bisa jadi di negara lain tidak ada, tapi kejujuran berlaku selalu dan dimana-mana.

Keyakinan :
Ada beberapa pengertian tentang keyakinan :
Sesuatu yang diterima sebagai kebenaran melalui pertimbangan dan kemungkinan, tidak berdasarkan kenyataan.
Pengorganisasian konsep kognitif.

Sikap
Suasana atau perasaan atau sifat dimana perilaku yang ditujukan kepada orang, objek, kondisi atau situasi baik secara tradisional maupun nilai atau keyakinan. Sikap dapat diajarkan melalui cara :
Memberi contoh atau teladan atau model peran
Membujuk atau meyakinkan, mempunyai dasar kognitif, hal ini terkait dengan aspek emosional dari perilaku seseorang.
Mengajarkan melalui budaya. Budaya dan agama mempengaruhi perilaku seseorang tanpa pilihan.
Pilihan terbatas. Perilaku seseorang dikontrol dengan membatasi pilihan seseorang dengan tidak mempunyai pilihan secara bebas.
Menetapkan melalui peraturan-peraturan
Ketentuan dan peraturan yang digunakan untuk mengontrol seseorang adalah sebagai berikut :
§ Perilaku yang dipelajari biasanya dapat diterima secara sosial dan diterapkan dalam situasi yang sama dengan waktu yang akan datang.
§ Berperilaku dalam cara tertentu karena takut diberi sanksi, sehingga tidak mempertimbangkan nilai benar atau salah.
§ Menggunakan nilai untuk mengarahkan perilakunya, berarti dapat membedakan baik dan buruk, benar dan salah.
Mempertimbangkan dengan hati nurani
Kegagalan dalam mengikuti norma yang sesuai dengan hati nurani mengakibatkan timbulnya perasaan bersalah.

Konflik antara nilai dan kewajiban profesional :
Dengan berubahnya lingkup praktik keperawatan dan teknologi medis, tanggung jawab keperawatan akan menjadi konflik dengan nilai-nilai pribadi perawat, misalnya :
Membantu dokter dalam melaksanakan aborsi terapeutik
Memperpanjang kehidupan pasien yang tidak responsif dengan mesin
Tidak memasukkan transfusi darah karena keyakinan agama individu yang seharusnya ia lakukan

Klarifikasi nilai menyebutkan bahwa tidak ada seperangkat nilai yang benar untuk setiap orang. Proses klarifikasi nilai lebih memperhatikan proses penilaian, bukan berdasarkan hasil penilaiannya. Proses penilaian mencakup tujuh proses yang ditempatkan dalam 3 kelompok :
Menghargai
§ Menjunjung dan menghargai keyakinan dan perilaku seseorang
§ Menegaskannya di depan umum bila diperlukan
Memilih
§ Memilih dari berbagai alternatif
§ Memilih setelah mempertimbangkan konsekuensinya
§ Memilih secara bebas
Bertindak
§ Bertindak
§ Bertindak sesuai pola, konsistensi dan repetisi (mengulang yang telah disepakati)

KEBEBASAN DAN TANGGUNG JAWAB

Þ Kebebasan dan Tanggung Jawab seolah-olah merupakan pengertian kembar.
Þ Terdapat hubungan timbal balik antara dua pengertian ini, sehingga orang yang mengatakan manusia itu bebas dengan sendirinya menerima juga manusia itu bertanggungjawab.
Þ Sebaliknya, jika kita bertolak dari pengertian tanggung jawab, kita selalu turut memasukkan juga kebebasan.
Þ Tidak mungkin kebebasan tanpa tanggung jawab dan tidak mungkin tanggung jawab tanpa kebebasan.

KEBEBASAN

Þ Beberapa Arti Kebebasan
v Kebebasan Sosial Politik
Subyek kebebasan sosial politik adalah suatu bangsa atau rakyat. Contohnya : Kebebasan rakyat vs Kekuasaan Absolut, Kemerdekaan vs Kolonialisme.

v Kebebasan Individual
Subyek kebebasan individual adalah manusia perseorangan. Kebebasan individual memiliki beberapa makna :
§ Kesewenang-wenangan, bebas diartikan sebagai terlepas dari segala kewajiban atau keterikatan. Kebebasan dalam arti ini dilihat sebagai izin atau kesempatan untuk berbuat semau gue.
§ Kebebasan Fisik, orang menganggap dirinya bebas dalam arti ini jika bisa bergerak kemana saja tanpa hambatan apapun.
§ Kebebasan Yuridis, berkaitan erat dengan hukum dan dijamin oleh hukum. Dalam Deklarasi Universal tentang Hak-hak Manusia Asasi Manusia (1948) tentang “hak-hak dan kebebasan-kebebasan”.
o Yang dimaksud dengan kebebasan dalam arti ini adalah syarat-syarat fisis dan sosial yang harus dipenuhi agar kita dapat menjalankan kebebasan kita secara konkret.
o Karena itu kita membedakan kebebasan yuridis yang didasarkan pada hukum kodrat dan kebebasan yuridis yang didasarkan pada hukum positif.
1. Dengan kebebasan yang didasarkan pada hukum kodrat dimaksudkan semua kemungkinan manusia untuk bertindak bebas yang begitu terikat dengan kodrat manusia, sehingga tidak pernah boleh diambil dari anggota-anggota masyarakat. Kebebasan-kebebasan ini tidak diciptakan oleh negara, tapi seolah-olah menjadi milik manusia sebelum ia masuk masyarakat.
2. Sedangkan kebebasan yang didasarkan pada hukum positif diciptakan oleh negara. Kebebasan-kebebasan ini merupakan buah dari hasil perundang-undangan.
§ Kebebasan Psikologis
o Merupakan salah satu kebebasan yang sangat penting. Kebebasan psikologis adalah kehendak bebas “free will”.
o Kebebasan ini berkaitan dengan kenyataan bahwa manusia adalah makhluk ber”rasio”.
o Ia bisa berpikir sebelum bertindak, dalam tingkah lakunya ia tidak membabi buta, melainkan berkelakuan dengan sadar dan pertimbangan sebelumnya.
o Jika manusia bertindak bebas, itu berarti ia tahu apa yang diperbuatnya dan apa sebab diperbuatnya. Berkat kebebasan ini ia dapat memberikan suatu makna kepada perbuatannya.
§ Kebebasan Moral
o Berkaitan erat dengan kebebasan psikologi, namun tidak boleh disamakan dengannya.
o Tanpa kebebasan psikologis tidak mungkin terdapat kebebasan moral. Tapi kalau terdapat kebebasan psikologis belum tentu terdapat kebebasan moral juga, walaupun dalam keadaan normal kebebasan psikologis akan disertai kebebasan moral. Dan cara yang paling jelas untuk membedakan kebebasan psikologis dengan kebebasan moral adalah bahwa kebebasan psikologis berarti bebas begitu saja (free), sedangkan kebebasan moral berarti suka rela (voluntary).
§ Kebebasan Eksistensial
o Maksudnya kebebasan menyeluruh yang menyangkut seluruh pribadi manusia dan tidak terbatas pada salah satu aspek saja.
o Kebebasan ini mencakup seluruh eksistensi manusia.
o Kebebasan eksistensial adalah bentuk kebebasan tertinggi.
o Kebebasan ini terutama merupakan suatu ideal atau cita-cita yang bisa memberi arah dan makna kepada kehidupan manusia.
o Kebebasan ini selalu patut dikejar, tapi jarang akan terealisasi sepenuhnya.

Þ Beberapa Masalah Mengenai Kebebasan
v Kebebasan Negatif dan Kebebasan Positif
Secara implisit tampak dua aspek yang melekat pada kebebasan yaitu aspek positif dan negatif. Secara spontan kebebasan dimengerti sebagai terlepas dari tekanan atau paksaan.
Arti-arti dari kebebasan :
§ Yang bebas adalah orang yang terlepas dari paksaan fisik (kebebasan fisik). Orang yang terbelenggu atau orang yang terkena tahanan rumah pastinya tidak bebas.
§ Yang bebas juga adalah orang yang tidak dirampas hak-haknya (kebebasan yuridis). Orang yang hidup dalam negara dikttator dan tidak diperbolehkan mengemukakan pendapatnya atau mengadakan rapat dengan teman-temannya, tidak mempunyai kebebasan-kebebasan yang seharusnya dinikmatinya.
§ Yang bebas juga adalah orang yang terlepas dari tekanan batin atau psikis (kebebasan psikologis). Orang yang menderita kelainan jiwa, seperti misalnya kleptomani, jelas tidak bebas. Dipandang dari luar, ia sama seperti orang lain (pencuri sungguhan), namun ia tidak bisa menentukan diri dan karena perbuatannya harus dianggap tidak bebas.
§ Yang bebas pula adalah orang yang terlepas dari paksaan moral (kebebasan moral). Bila ia ditodong dengan senjata tajam, ia tentu tidak sepenuhnya bebas dalam menyerahkan harta bendanya. Ia memang menentukan dirinya untuk menyerahkan kekayaannya tapi ia melakukannya dengan terpaksa. Begitu paksaan hilang (kedatangan teman untuk membantu), ia akan berbuat lain.
§ Akhirnya yang bebas adalah orang yang terlepas dari keterasingan (kebebasan eksistensial).

v Batas-batas Kebebasan
Batas-batas yang paling penting :
§ Faktor-faktor dari dalam
Kebebasan pertama-tama dibatasi leh faktor-faktor dari dalam, baik fisik maupun psikis. Contohnya : kita tidak mempunyai sayap, sehingga kita tidak bisa terbang. Secara psikis, tipe pemarah kurang cocok menjadi seorang Customer Service, pamalu, dll.
§ Lingkungan
Kebebasan juga dibatasi oleh lingkungan, baik sosial maupun alamiah. Secara alamiah, negara kita tropis tidak cocok sebagai pusat olahraga ski, secara sosial seseorang dari keluarga kurang mampu, tidak leluasa untuk memilih perguruan tinggi yang dikehendaki.
§ Kebebasan orang lain
Inilah pembatasan dengan konsekuensi paling besar terhadap etika. Inilah alasan utama mengapa diperlukan tatanan moral diantara manusia.
Kedua pembatasan sebelumnya membatasi kehendak diluar kemauannya, sedangkan pembatasan disini membatasi kemauannya karen berbenturan dengan keinginan orang lain.
Mengakui kebebasab orang lain disini sama artinya dengan menghormati hak-hak orang lain.
§ Generasi-generasi mendatang
Contohnya : eksploitasi alam, dalam mengeksploitasi alam kita harus menggantinya dengan yang baru, kita harus memikirkan generasi-generasi mendatang yang juga memiliki kebutuhan yang sama.

v Kebebasan dan Determinisme
Determinisme maksudnya adalah kejadian-kejadian dalam alam berkaitan satu sama lain menurut keterikatan yang tetap, sehingga satu kejadian pasti mengakibatkan kejadian lain. Dengan itu hubungan determinisme dan kebebasan dapat dilukiskan dengan baik :
§ Dalam alam di luar manusia pada prinsipnya terdapat kemungkinan sepenuhnya untuk mengadakan ramalan. Kemungkinan itu hanya dibatasi oleh keterbatasan dan teknik manusia. Contohnya ramalan cuaca, seandainya kita tahu persis semua faktor yang menentukan cuaca, kita bisa meramalkan dengan tepat cuaca besok pagi.
§ Kemungkinan untuk meramal adalah relatif besar dalam kaitan dengan pola-pola tingkah laku kelompok besar manusia yang melakukan hal-hal normal atau yang berkelakuan secara rutin. Disini terjadi bahwa manusia mengikuti motif-motif yang berlaku bagi masyarakat kebanyakan, seperti membeli barang dengan harga semurah mungkin.
§ Kemungkinan hampir sepenuhnya untuk meramal pada perbuatan-perbuatan manusia yang dijalankan menurut suatu rencana. Jika guru dan pelajar setiap pagi masuk kelas pukul tujuh, itu tidak berarti mereka tidak bebas, itu hanya berarti mereka harus tunduk pada jadwal yang diterima.
§ Keputusan yang diambil manusia perorangan pada prinsipnya tidak bisa diramalkan, terutama kalau keputusan itu menyangkut suatu hal penting. Contohnya apakah seorang politikus akan mencalonkan diri sebagai seorang calon presiden.

TANGGUNG JAWAB

Bertanggung jawab berarti dapat menjawab, bila ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan.
Orang yang bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab tetapi juga harus menjawab.
Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila diminta penjelasan tentang tingkah laku atau perbuatannya.
Dalam tanggung jawab terkandung pengertian penyebab. Orang bertanggung jawab atas sesuatu yang disebabkan olehnya. Orang yang tidak menjadi penyebab suatu akibat maka dia tidak harus bertanggung jawab juga.

Tanggung jawab bisa berarti langsung atau tidak langsung. Contohnya bila kita yang berbuat kesalahan maka kita yang secara langsung harus bertanggung jawab, bagaimana kalau ternyata anjing kita yang merusakkan barang orang lain, maka secara otomatis kita juga sebagai pemiliknya yang harus bertanggung jawab atau anak kita yang masih kecil yang berbuat kesalahan.

Tanggung jawab pun bisa berarti prospektif ataupun retrospektif.
§ Tanggung jawab prospektif, bertanggung jawab atas perbuatan yang akan datang, contohnya : bila seorang apoteker membuka apotek hari ini, maka ia bertanggung jawab atas segala obat yang ia jual hari ini.
§ Sedang tanggung jawab retrospektif, adalah tanggung jawab atas perbuatan yang telah berlangsung dengan segala konsekuensinya, contohnya seorang dokter salah meresepkan obat, maka ia harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi dengan pasiennya.

Disamping tanggung jawab personal, kita kenal juga yang disebut dengan tanggung jawab kolektif atau tanggung jawab kelompok. Contohnya pemilu yang terjadi dinegara kita, kita yang memilih siapa yang menjadi presiden kita, dan jika dalam pelaksanaannya presiden ini melakukan suatu penyimpangan yang merugikan negara, maka tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab kita juga karena telah memilih orang yang bersangkutan sebagai presiden.
Paham tentang tanggung jawab kolektif secara moral sulit untuk dimengerti, karena sulit untuk mengakui suatu kesalahan yang tidak secara langsung kita lakukan.

KONSEP DASAR ETIKA (Kuliah perdanaku semester 2)

ETIKA, MORAL DAN ETIKET

¨ Perawat merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan pada individu yang sehat maupun sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-hari.
¨ Karena bidang garap keperawatan adalah manusia, maka diperlukan suatu aturan yang mengatur hubungan perawat pasien yaitu suatu etika.

¨ Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang artinya adat, kebiasaan, perilaku atau karakter.
¨ Etika diartikan sebagai ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik buruk, kewajiban dan tanggung jawab.
¨ Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dijelaskan dengan membedakan tiga arti :
ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak.
nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988).
¨ Etika disebut juga dengan filsafat moral, kode etik atau sistem nilai.
¨ Etika juga diartikan sebagai ilmu tentang moral.

¨ Moral berasal dari bahasa latin “mos”, dalam bahasa Inggris “mores” yang berarti adat istiadat atau kebiasaan.
¨ Moral diartikan sebagai perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan standar perilaku dan nilai-nilai yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat dimana ia tinggal.
¨ Amoral berarti seseorang yang tidak mempunyai moral, sedang immoral berarti seseorang yang bertindak melawan atau bertentangan dengan moral.
¨ Moralitas berarti sifat moral.

¨ Etiket atau adat merupakan sesuatu yang dikenal, diketahui, diulang serta menjadi kebiasaan di dalam suatu masyarakat baik berupa kata-kata atau suatu bentuk pernyataan yang nyata.
¨ Etiket menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan manusia, contohnya menyerahkan sesuatu kepada orang lain menggunakan tangan kanan. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, bersifat relatif ( apa yang kita anggap sopan atau benar menurut budaya kita, belum tentu benar atau sopan menurut budaya lain) dan hanya bersifat lahiriah, terkadang seseorang hanya bersikap sopan diluar saja tetapi tidak dari dalam.
¨ Etiket juga berarti cara atau aturan yang sopan dalam berhubungan sosial.
¨ Sedangkan etiket profesi adalah perilaku yang diharapkan bagi setiap anggota profesi untuk bertindak dengan kapasitas profesionalnya.

¨ Ketiganya sulit untuk dibedakan, hanya dapat dilihat bahwa etika lebih menitikberatkan pada aturan-aturan, prinsip-prinsip yang melandasi perilaku yang mendasar dan mendekati aturan-aturan, hukum, dan undang-undang yang membedakan atau salah secara moralitas.
¨ Etika dan Etiket :
§ Persamaannya : menyangkut perilaku manusia dan mengatur perilaku manusia.
§ Perbedaannya : etiket menyangkut cara, sedang etika menilai/memberi norma pada suatu tindakan etiket.
Etiket hanya berlaku dalam pergaulan, sedang etika selalu berlaku kapan saja dan bersifat relatif.

¨ Etika dibagi atas tiga pendekatan :
Etika Deskriptif
Melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak diperbolehkan. Karena etika deskriptif hanya melukiskan, ia tidak memberi penilaian. Misalnya seseorang mengemukakan suatu adat membuka semua pintu dan jendela jika ada keluarga yang hamil, tetapi ia tidak mengatakan bahwa adat semacam itu harus diterima atau harus ditolak.
Etika Normatif
Dalam etika normatif terjadi penilaian. Lebih lanjut etika normatif dibagi menjadi dua :
Etika Umum : mempelajari tema-tema secara umum.
Etika Khusus / Applied Ethics : menerapkan prinsip-prinsip etika yang umum ke dalam perilaku manusia, contohnya etika keperawatan, etika kedokteran.
Etika Metaetika
Mempelajari kata-kata, ucapan-ucapan atau tata bahasa kita, sering juga disebut dengan etika analitis.

¨ Peranan Etika dalam dunia Modern :
Mengatasi terjadinya Culture Shock, keterkejutan yang terjadi ketika seseorang dihadapkan pada suatu budaya yang berbeda dengan budaya yang dia anut selama ini. Contohnya mahasiswa yang baru pertama kali kuliah di luar daerah/luar negeri.
Menjadi filter dari pluralisme moral. Era komunikasi mengakibatkan berbagai macam informasi dari segala penjuru masuk ke rumah kita tanpa adanya batasan, disini peran etika, sebagai filter dari pluralisme moral yang kita peroleh.
Mengatasi masalah-masalah etis, contohnya adanya donor organ.
Kepedulian etis yang tampak diseluruh dunia, contohnya Peperangan dalam merebutkan jalus gaza.

¨ Hubungan Moral dan Agama
o Agama mempunyai hubungan yang erat dengan moral.
o Dalam praktek sehari-hari, motivasi kita yang terpenting dan terkuat bagi perilaku moral adalah agama.
o Setiap agama mengandung suatu ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku para penganutnya.
o Ajaran moral dalam suatu agama dianggap penting karena ajaran itu berasal dari Tuhan dan mengungkapkan kehendak Tuhan. Dan ajaran moral itu diterima dengan alasan keimanan.
o Tetapi moralitas bukan monopoli orang beragama. Baik dan buruk tidak hanya mempunyai arti bagi orang yang beragama saja. Pada kenyataannya pluralisme modern disebabkan adanya etika humanistis dan sekuler yang tidak mengikutsertakan acuan agama.

¨ Hubungan Moral dan Hukum
o Sebagaimana terdapat hubungan erat antara moral dan agama, demikian juga antara moral dan hukum.
o Hukum membutuhkan moral, hukum tidak berarti banyak kalau tidak dijiwai oleh moralitas. Kualitas suatu hukum sebagian besar ditentukan oleh mutu moralnya.
o Moral juga membutuhkan hukum. Moral hanya akan merupakan sebuah imajinasi saja jika tidak dilembagakan secara hukum.
o Perbedaan hukum dan moral :
§ Baik hukum maupun moral mengatur tingkah laku manusia, namun hukum hanya membatasi diri pada tingkah laku lahiriah saja, sedangkan moral menyangkut juga sikap batin seseorang.
§ Sanksi hukum dalam hukum bersifat memaksa dan dapat dipaksakan sedangkan pada moralitas sanksi itu hanya bisa mengenai bagian luarnya saja sedangkan bagian dalamnya tidak.
§ Perbedaan yang lain, hukum didasarkan pada kehendak masyarakat dan akhirnya atas kehendak negara. Sedangkan moralitas didasarkan pada norma-norma moral.

HATI NURANI

¨ Hati nurani berarti hati yang diterangi (nur : cahaya).
¨ Hati nurani dimaksudkan sebagai penghayatan tentang baik atau buruk berhubungan dengan tingkah laku kita.
¨ Hati nurani memerintahkan atau melarang kita untuk melakukan sesuatu. Ia tidak berbicara tentang yang umum, melainkan tentang situasi yang sangat konkret. Tidak mengikuti hati nurani ini berarti menghancurkan integritas pribadi kita dan mengkhianati martabat terdalam kita.
¨ Hati nurani berkaitan erat dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran. Dan di dalam diri manusia terjadi proses penggandaan, yaitu pengenalan sebagai subjek dan objek. Untuk mengerti hal ini perlu kita bedakan antara pengenalan dan kesadaran. Kita mengenal bila kita melihat, mendengar atau merasa sesuatu dan pengenalan ini bukan monopoli manusia saja. Tetapi hanya manusia yang mempunyai kesadaran, bukan saja mengenali tetapi juga menyadari apa yang dilakukannya, sedangkan hewan tidak. Ia melihat tetapi tidak menyadari apa yang dilakukannya.

¨ Hati Nurani dibedakan menjadi dua :
Hati nurani retrospektif
Memberikan penilaian tentang perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung di masa lampau. Ia menyatakan bahwa perbuatan yang telah ia lakukan itu baik atau buruk.
Hati nurani dalam arti retrospektif menghukum atau menuduh kita bila perbuatan kita jelek sehingga kita merasa gelisah dan bersalah, atau biasa disebut dengan Bad Conscience. Atau hati nurani akan memuji atau memberi rasa puas bila perbuatannya dianggap baik atau biasa disebut dengan Good Consciense atau Clear Conscience.
Hati nurani prospektif
Melihat ke masa depan dan menilai perbuatan-perbuatan kita di masa yang akan datang. Hati nurani dalam arti ini mengajak kita untuk melakukan sesuatu atau mengatakan jangan dan melarang untuk melakukan sesuatu. Dalam hati nurani prospektif ini sebenarnya terkandung semacam ramalan, ia menyatakan hati nurani pasti akan menghukum kita, andaikata kita melakukan perbuatan itu. Dalam arti ini hati nurani prospektif menunjuk kepada hati nurani retrospektif.
Pembedaan antara hati nurani retrospektif dan prospektif ini bisa menampilkan kesan seolah-olah hati nurani hanya menyangkut masa lampau atau masa depan. Padahal hati nurani dalam arti yang sebenarnya justru menyangkut perbuatan yang sedang dilakukan kini dan disini. Hati nurani terutama adalah conscience “turut mengetahui”.

¨ Hati nurani bersifat :
Personal, selalu berkaitan erat dengan pribadi yang bersangkutan, hati nurani hanya berbicara atas nama saya, hati nurani hanya memberi penilaian tentang perbuatan saya sendiri.
Adipersonal, seolah-olah melebihi pribadi kita. Misalnya orang beragama mengatakan bahwa hati nurani adalah suara tuhan.

¨ Hati Nurani sebagai Norma Moral yang Subyektif
o Alasannya karena hati nurani memberi suatu penilaian, ia menegaskan ini baik dan harus dilakukan atau itu buruk dan tidak boleh dilakukan.
o Mengemukakan putusan jelas merupakan suatu fungsi dari rasio. Rasio dibedakan menjadi dua macam :
1. Rasio teoritis
Memberi jawaban atas pertanyaan: apa yang dapat saya ketahui? Atau bagaimana pengetahuan saya dapat diperluas?. Bersifat abstrak.
2. Rasio praktis
Terarah pada tingkah laku manusia. Bersifat konkret.
Putusan hati nurani mengkonkretkan pengetahuan etis kita yang umum. Hati nurani seolah-olah merupakan jembatan yang menghubungkan pengetahuan etis kita yang umum dengan perilaku konkret.
Biarpun putusan hati nurani bersifat rasional itu tidak berarti bahwa ia mengemukakan suatu penalaran logis (reasoning). Ucapan hati nurani biasanya bersifat intuitif, namun demikian kadang-kadang putusan hati nurani bisa memiliki sifat-sifat yang mengingatkan kita pada masa lampau atau hati nurani prospektif.
Dalam Deklarasi Universal tentang Hak-hak Asasi Manusia (1948) disebut juga “hak atas kebebasan hati nurani”. Konsekuensinya bahwa negara harus menghormati putusan hati nurani para warganya, bahkan kalau kewajiban itu menimbulkan konflik dengan kebutuhan lain. Dengan kata lain negara harus menghormati hak dari Conscientious objector : orang yang berkeberatan memenuhi suatu kewajiban sebagai warga negara karena alasan hati nurani.
Dapat disimpulkan bahwa hati nurani mempunyai kedudukan kuat dalam hidup moral kita. Dari sudut subyek, hati nurani adalah norma terakhir untuk perbuatan-perbuatan kita atau dengan kata lain putusan hati nurani adalah norma moral subyektif bagi tingkah laku kita. Namun demikian belum tentu perbuatan yang dilakukan atas desakan hati nurani adalah baik juga secara objektif.
Kita tidak boleh bertindak bertentangan dengan hati nurani, hati nurani selalu harus diikuti, juga kalau secara objektif ia sesat. Akan tetapi manusia juga wajib mengembangkan hati nurani dan seluruh kepribadian etisnya sampai menjadi matang dan seimbang. Pada orang yang sungguh-sungguh dewasa dalam bidang etis, putusan subyektif dari hati nurani akan sesuai dengan kualitas objektif dari perbuatannya.

¨ Pembinaan Hati Nurani
o Karena sifat subyektif itu maka hati nurani sering disalahgunakan. Dalam psikiatri dibicarakan tentang Moral Insanity, kelainan jiwa yang membuat orang seolah-olah buta di bidang etis sehingga tidak bisa membedakan baik dan buruk.
o Sehingga hati nurani harus dididik seperti juga akal budi manusia membutuhkan pendidikan.
o Pendidikan hati nurani seolah-olah berjalan dengan sendirinya, bilamana si anak diliputi suasana yang sehat serta luhur dan ia melihat bahwa orang disekelilingnya memenuhi kewajiban mereka dengan seksama dan mempraktekkan keutamaan-keutamaan yang mereka ajarkan. Pendidikan hati nurani tidak membutuhkan sistem pendidikan formal, malah lebih baik berlangsung dalam lingkungan informal yaitu keluarga.

RAKOR TODAY

Rakor Today,...

Lumayan, semoga memang bawa banyak hal baru buat akademi ini, sebulan aku bergabung aku sudah kehilangan seorang tokoh, membuatku hampir kehilangan semangat untuk terus melangkah.
Tapi hanya bertahan yang bisa kulakukan saat ini.

Slowly but sure, that's i'm hoping for this institution, going better and better...