Sabtu, 25 Juli 2009
If I Can do more for this.....
Aku bertemu dengan teman-teman semester 2 yang masih benar-benar belajar untuk menjadi seorang perawat, mereka baru akan mengenal dunia perawat yang sebenarnya setelah PKK I nanti,... Aku berharap mereka akan bertahan, tidak berguguran seperti cerita semester-semester sebelumnya....
Aku juga bertemu dengan teman-teman semester 4 yang jauh lebih dulu mengenal bagaimana real kehidupan perawat di RS, walo aku juga ga yakin mereka benar-benar bangga jadi perawat,hehehe....
Keep on fighting pokoknya,....
Then, last semester on this academy,....
They just finished their last examinations, almost not all of them can pass the examination....
Aku mengenal mereka sebentar, tetapi benar-benar membuatku sakit kepala....
Ada saja ulahnya,...
Aku cuma bisa bilang, bahwa dalam hidup tidak ada yang mudah kawan, tidak ada orang yang sukses hanya dengan mengedipkan matanya, semua butuh perjuangan, dan mereka yang sukses adalah mereka yang tau rasanya susah dan perjurangan....
Salah jika kamu bilang aku tak ingin melihat kalian lulus, it's A BIG MISTAKE....
Sebagai seorang teman, aku selalu ingin mengingatkan bahwa jalan masih panjang, generasi yang berkualitas saja yang bisa melewati jalan panjang penuh liku, kerikil, batu besar, berkelok dan mungkin juga berjurang curam....
Sebagai seorang dosen, saya selalu berharap kalian semua sukses dalam panjangnya hidup kalian setelah lulus....
Itu saja....
Karena aku hanya bisa berharap, jika saja aku bertindak lebih dari ini,....
Tapi kenyataannya aku tidak bisa....
Minggu, 10 Mei 2009
diit ulkus peptikum
Untuk Meringankan pekerjaan saluran pencernaan bagi penderita penyakit; Maag, gas/asam lambung, tukak lambung, infeksi usus, tiphus, hepatitis, sakit kuning, sakit liver dan gangguan pencernaan lainnya.
Catatan:
Sebaiknya konsultasi dengan ahli gizi untuk diet yang cocok dengan penyakit yang diderita.
Syarat-syarat Diet
Mudah dicerna
Tidak merangsang, tidak mengandung gas
Porsi kecil, dengan pemberian sering
MAKANAN YANG DIPERBOLEHKAN
Sumber Hidrat Arang ( Makanan pokok)
Nasi, kentang, macaroni, bihun, roti, biscuit, crackers, hunkue dan maizena
Sumber Protein Hewani
Daging sapi yang tidak berlemak, ikan yang tidak banyak duri, ayam, telor, susu dan hasil olahannya
Sumber Protein Nabati
Kacang hijau, tahu, tempe
Sumber Lemak
Santan encer, minyak, mentega, margarine dalam jumlah terbatas
Sayuran
Sayuran muda dan tidak berserat, tidak mengandung gas, seperti bayam, biit, buncis, labu siam, wortel, dll
Buah buahan
Sari buah, papaya, pisang, jambu biji tanpa isi
Minuman
Teh encer, sirup dan minuman terbuat dari susu
Bumbu
Garam, kecap, kunyit, laos, salam, kunci, terasi, seledri, kayu manis, pala, cengkeh
MAKANAN YANG DILARANG
Sumber Hidrat Arang ( Makanan pokok)
Ketan, bulgur, jagung, singkong, ubi, talas, bekatul, sorgum/cantle, Mi instan
Sumber Protein Hewani
Daging yang berlemak tinggi, daging babi, daging kambing, daging dan ikan yang diawetkan seperti ; dendeng, daging asap, ham, daging kaleng, ikan asin, ikan pindang, sosis
Sumber Protein Nabati
Kacang tanah, kacang tolo, kacang merah, kacang kedelai dsb.
Sumber Lemak
Santan kental, makanan yang banyak lemak, semua makanan yang digoreng
Sayuran
Semua sayuran mentah yang dilalap, nangka muda, kol, kembang kol, sawi, daun singkong, daun kacang panjang, lobak
Buah buahan
Semua buah-buahan yang berserat dan mangandung gas seperti; nangka, kedondong, durian, embacang, mangga, nanas, dll
Minuman
Minuman yang mengandung soda, seperti; coca-cola, orange, crush, green spot, dll. Minuman yang mengandung alcohol seperti; bir, wine, dll.
Bumbu
Bumbu yang merangsang seperti; jahe, cuka, cabe, dll
ANJURAN CARA MAKAN YANG BAIK
Usahakan agar makan dengan waktu teratur dan porsi kecil, pemberian sering, dengan jarak waktu makan 2-3 jam
Menurut berat ringannya penyakit yang Anda derita, makanan dapat diberikan dalam bentuk saring, lunak ataupun biasa.
PEMBAGIAN MAKANAN SEHARI
Sarapan
Makanan selingan pukul 10:00
Makan Siang
Makanan selingan pukul 16:00
Makan malam
Makanan selingan pukul 21:00
CONTOH MENU SEHARI
PAGI
Nasi/Tim
Ikan
Tempe
Sayur wortel
Teh manis encer
PUKUL 10:00
Puding maizena + saus susu
SIANG
Nasi/ Tim
Ayam goreng tanpa kulit
Tahu tumis
Sup bayam Tauge
Jus Apel
PUKUL 16:00
Kue talam
Susu
MALAM
Nasi/Tim
Ikan bumbu kuning
Rolade tempe
Tumis buncis + wortel
Pepaya
PUKUL 21:00
Biskuit 2-3 lembar
Susu skim
Sumber:
Klinik Gizi RS. Int Thamrin
Salemba, Jakarta
------------------------------------------------------------------------------------
Notes :
Googling gara-gara perut sakit sekali karena mungkin banyak gas dilambung yang tidak proporsi. Sakit banget!
Source :
http://bobcatreviewnat.blogspot.com/2008/05/diet-lambung.html
--Posted By cahPamulang to cahPamulang at 2/25/2009 07:29:00 PM
Prev: [cahPamulang] Pengguna Pribadi Bukan Target Pemberantasan Software Bajakan - AutodeskNext: [cahPamulang] Obat penghilang gas dilambung?
diit hipertensi
Apakah Maksud Diet Rendah Garam ?Diet rendah garam adalah makanan dengan cara membatasi atau menghindari garam natrium.
Tujuan Diet Rendah Garam :1. Menbantu menghilangkan retensi garam / air dalam jaringan tubuh.2. Menurunkan TEKANAN DARAH TINGGI / HIPERTENSI.
Bagaimana Cara Memilih Bahan Makanan :
Bahan Makanan yang Dihindari :
Makanan kaleng (sarden, corned, sosis, dll)
Saos tomat, kecap keju
Otak, ginjal, ham, daging asap, jeroan
Ikan asin, telur asin
Makanan yang diawetkan dengan garam dapur
Roti, roti bakar, biskuit, krakers dan kue
Abon, dendeng
Margarin mentega biasa
Keju kacang tanah
Acar, asinan buah / sayuran dalam kaleng
Petis, tauco, terasi, vetsin, sodakue, baking powder.
CATATAN :
Pemakaian garam dapur diperbolehkan dengan batas dibawah standar normal kurang lebih 1/4 sendok teh garam per hari.
Bahan Makanan yang Dianjurkan :
Semua bahan makanan segar dan alami yang di olah tanpa garam natrium.
Beras, kentang, singkong, terigu, hunkwe, gula jagung, dll
Semua kacang-kacangan dan hasil olahan yang di olah tanpa garam, seperti : tahu, tempe, kacang hijau, kacang tanah, kacang tolo
Semua sayuran dan buah segar tanpa diawetkan
Mentega, margarine, tawar tanpa garam
Bumbu alami : jahe, kunyit, laos, dll.
Bagaimana Sebaiknya Cara Memasak :
Rasa makanan dapat dipertinggi dengan menggunakan bumbu yang rendah natrium seperti : gula, cuks, bawang merah, bawang putih, jahe kunyit, salam, laos, dll.
Makanan yang dikukus, ditumis, dipanggang, digoreng lebih enak dari pada makanan direbus.
Makanan Apa yang dapat Membantu menurunkan Tekanan Darah Tinggi / HIPERTENSI ?
Jus tomat
Jus belimbing buah
Jus bawang putih
Jus ketimun
Jus apel
Perbanyak konsumsi makanan berserat.
CONTOH MENU SEHARI
Pagi : nasitelur dadartumis kacang panjang
Pukul 10.00 : bubur kacang hijau
Siang : nasiikan acar kuningtempe bacemsayur lodehpepaya
Sore : nasidaging pesmalkeripik tempeca sayuranpisang
Kiat mencapai Kadar Normal
Batasi asupan garam dan hindari makanan asin
Turunkan berat badan agar mencapai betar badan ideal dengan cara mengurangi asupan energi (bagi yang mempunyai kelebihan berat badan)
Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol
Usahakan untuk sedikit lebih santai dengan cara berekreasi dan usahakan berolah raga.
Jumat, 01 Mei 2009
ETIKA KEPERAWATAN 9
PEMBUATAN KEPUTUSAN TERHADAP MASALAH ETIS
Pada saat menghadapi masalah yang menyangkut etika, perawat harus mempunyai kemampuan yang baik untuk pasien maupun dirinya.
Beberapa ahli menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, perawat sebenarnya telah menghadapi permasalahan etis, bahkan Thompson dan Thompson menyatakan semua keputusan yang dibuat dengan, atau tentang pasien mempunyai dimensi etis.
Setiap perawat harus dapat mendeterminasi dasar-dasar yang ia miliki dalam membuat keputusan misalnya agama, kepercayaan atau falsafah moral tertentu yang menyatakan hubungan kebenaran atau kebaikan dengan keburukan.
Beberapa orang membuat keputusan dengan mempertimbangkan segi baik dan buruk dari keputusannya, ada pula yang membuat keputusan berdasarkan pengalamannya.
Dalam membuat keputusan etis, seseorang harus berpikir secara rasional, bukan emosional.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan
Faktor-faktor ini antara lain : faktor agama, sosial, ilmu pengetahuan/teknologi, legislasi/keputusan juridis, dana/keuangan, pekerjaan/posisi pasien maupun perawat, kode etik keperawatan dan hak-hak pasien.
Faktor agama dan adat istiadat
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dihuni oleh penduduk dengan berbagai agama/kepercayaan dan adat istiadat. Setiap penduduk yang menjadi warga negara Indonesia harus beragama/berkepercayaan.
Contohnya adalah sebelum program KB diluncurkan sebagai program nasional sudah dilakukan suatu diskusi dengan pemuka agama tentang metode kontrasepsi, sehingga tenaga kesehatan tidak ragu-ragu saat mempromosikan program tersebut.
Selain faktor agama, faktor adat istiadat juga berpengaruh dalam membuat keputusan etis.
Contohnya adalah falsafah budaya jawa “makan tidak makan asalkan kumpul”. Falsafah ini masih dipegang erat oleh masyarakat jawa sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit biasanya seluruh anggota keluarga akan ikut menanggung biaya RS dan sebagainya.
Faktor sosial
Faktor ini antara lain meliputi perilaku sosial dan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum dan peraturan perundang-undangan.
Contohnya adalah kaum wanita yang pada awalnya hanya sebagai ibu rumah tangga yang tergantung pada suaminya telah beralih pada pendamping suami yang mempunyai pekerjaan dan bahkan banyak yang telah menjadi wanita karir. Dengan semakin meningkatnya orang yang menekuni profesinya, semakin banyak pula yang menunda perkawinan dan banyak pula yang mempertahankan kesendirian.
Perkembangan sosial dan budaya juga berpengaruh terhadap sistem kesehatan nasional. Pelayanan kesehatan yang tadinya berorientasi pada program medis lambat laun menjadi pelayanan komprehensif dengan pendekatan tim kesehatan. Ini menyebabkan perubahan beberapa kebijakan pemerintah termasuk mahalnya biaya pengobatan.
Faktor ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemajuan yang telah dicapai meliputi berbagai bidang. Kemajuan di bidang kesehatan telah mampu meningkatkan kualitas hidup serta memperpanjang usia manusia dengan ditemukannya berbagai mesin mekanik kesehatan, cara prosedur baru dan bahan-bahan/obat-obatan baru.
Misalnya pasien dengan gangguan ginjal dapat diperpanjang usianya berkat adanya mesian hemodialisa, ibu-ibu yang mengalami kesulitan hamil dapat dibantu dengan berbagai jenis inseminasi, kemajuan-kemajuan ini menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan etika.
Faktor legislasi dan keputusan juridis
Perubahan sosial dan legislasi secara konstan saling berkaitan. Setiap perubahan sosial atau legislasi menyebabkan timbulnya suatu tindakan yang merupakan reaksi perubahan tersebut. Legislasi merupakan jaminan tindakan menurut hukum sehingga orang yang bertindak tidak sesuai dengan hukum dapat menimbulkan konflik.
Hampir disemua negara, pemerintah berupaya untuk melindungi hak-hak asasi manusia dengan menyusun suatu undang-undang.
Misalnya masalah abortus merupakan topik pembicaraan yang hangat secara nasional. Di Amerika Serikat beberapa negara bagian mengijinkan adanya aborsi dengan alasan setiap ibu berhak menentukan nasibnya sendiri. Sedangkan dibeberapa negara lain melarang aborsi dengan alasan perlindungan nyawa calon bayi. Selain masalah pengaturan abortus aktivitas lain juga menjadi masalah hukum, diantaranya pengaturan pengangkatan dan penjualan bayi, fertilisasi in vitro, ibu pengganti, hak pilih mati dan hak untuk menolak perawatan.
Faktor dana/keuangan
Dana/keuangan untuk membiayai pengobatan dan perawatan dapat menimbulkan konflik. Untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, pemerintah telah banyak berupaya dengan mengadakan berbagai program yang dibiayai pemerintah. Walaupun pemerintah telah mengalokasikan dana yang besar untuk pembangunan kesehatan, namun dana ini belum sepenuhnya dapat mengatasi berbagai program atau masalah kesehatan sehingga partisipasi swasta dan masyarakat banyak digalakkan.
Contohnya program JamKesMas.
Faktor pekerjaan
Dalam pembuatan suatu keputusan. Perawat perlu mempertimbangkan posisi pekerjaannya. Sebagian besar perawat bukan merupakan tenaga yang praktik sendiri tetapi bekerja di rumah sakit, dokter praktik swasta atau institusi kesehatan yang lain.
Tidak semua keputusan pribadi perawat dapat dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan keputusan/aturan tempat ia bekerja.
Kode etik keperawatan
Merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi yang memberikan arti penting dalam penentuan, pemertahanan, dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.
Apabila seorang anggota melanggar kode etik profesi, maka organisasi profesi dapat memberi sanksi atau mengeluarkan anggota tersebut.
Hak-hak pasien
Teori dasar pembuatan keputusan etis
Teleologi
Deontologi (formalisme)
Secara lebih luas, teori deontologi dikembangkan menjadi lima prinsip penting :
Beneficience (kemurahan hati)
Inti dari prinsip ini adalah tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang menguntungkan pasien dan menghindari perbuatan yang merugikan atau membahayakan pasien.
Prinsip ini sering sulit sekali untuk diterapkan.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah adanya sumbangsih perawat terhadap kesejahteraan, kesehatan, keselamatan dan keamanan pasien.
Justice (keadilan)
Prinsip ini menyatakan bahwa mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan dalam jumlah besar juga harus mendapatkan pelayanan kesehatan dalam jumlah besar, begitu pula sebaliknya. Ketika seseorang mempunyai kebutuhan kesehatan yang besar, maka ia harus mendapatkan sumber-sumber kesehatan yang besar pula.
Otonomi
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap individu mempunyai kebebasan menentukan tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih.
Permasalahan yang muncul dari penerapan prinsip ini adalah adanya variasi kemampuan otonomi pasien yang dipengaruhi oleh banyak hal, seperti tingkat kesadaran, usia, penyakit, lingkungan rumah sakit, ekonomi, tersedianya informasi, dll.
Veracity (kejujuran)
Prinsip ini didefinisikan sebagai menyatakan hal yang sebenarnya dan tidak bohong.
Perawat sering tidak memberitahukan kejadian yang sebenarnya pada pasien yang sakit parah. Namun penelitian pada pasien dalam keadaan terminal menjelaskan bahwa pasien ingin diberitahu tentang kondisinya secara jujur.
Fidelity (ketaatan)
Prinsip ini diartikan sebagai tanggung jawab untuk tetap setia dengan suatu kesepakatan.
Tanggung jawab dalam konteks hubungan perawat-pasien meliputi tanggung jawab menjaga janji, mempertahankan konfidensi dan memberikan perhatian/kepedulian.
Salah satu cara untuk menerapkan prinsip ini adalah dengan menepati janji.
Kerangka pembuatan keputusan etis
Berbagai kerangka model perbuatan keputusan etis telah dirancang oleh banyak ahli etika.
Metode jameton dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan etika keperawatan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan pasien, seperti yang ditulis oleh Fry (1991), terdiri dari enam tahap :
Identifikasi masalah
Ini berarti mengklarifikasi masalah dilihat dari nilai-nilai, konflik dan hati nurani. Perawat juga harus mengkaji keterlibatnnya terhadap masalah etika yang timbul dan mengkaji parameter waktu untuk proses pembuatan keputusan.
Tahap ini akan memberikan jawaban pada perawat terhadap pernyataan hal apakah yang membuat tindakan benar adalah benar?. Nilai-nilai diklasifikasi dan peran perawat dalam situasi yang terjadi diidentifikasi.
Mengumpulkan data tambahan
Informasi yang dikumpulkan dalam tahap ini meliputi orang-orang dekat dengan pasien yang terlibat dalam membuat keputusan bagi pasien, harapan/keinginan dari pasien dan orang yang terlibat dalam pembuatan keputusan. Perawat kemudian membuat laporan tertulis kisah dari konflik yang terjadi.
Mengidentifikasi semua pilihan atau alternatif
Semua tindakan yang memungkinkan harus terjadi termasuk hasil yang mungkin diperoleh beserta dampaknya.
Tahap ini memberikan jawaban jenis tindakan apa yang benar?
Memikirkan masalah etis yang berkesinambungan
Ini berarti perawat mempertimbangkan nilai-nilai dasar manusia yang penting bagi individu, nilai-nilai dasar manusia yang menjadi pusat dari masalah dan prinsip-prinsip etis yang dikaitkan dengan masalah.
Tahap ini menjawab pertanyaan bagaimana aturan-aturan tertentu diterapkan pada situasi tertentu?
Membuat keputusan
Ini berarti bahwa pembuat keputusan memilih tindakan yang menurut keputusan mereka paling tepat.
Tahap ini menjawab pertanyaan etika Apa yang harus dilakukan pada situasi tertentu?
Melakukan tindakan dan mengkaji keputusan dan hasil.
Strategi penyelesaian permasalah etis
Salah satu cara menyelesaikan permasalahan etis adalah dengan melakukan rounde yang melibatkan perawat dan dokter. Ronde ini tidak difokuskan untuk menyelesaikan masalah etis tetapi lebih untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang kemungkinan terdapat permasalahan etis.
Pembentukan dewan etik.
Contoh Pengambilan Keputusan Etik
Kasus :
Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kanker payudara terminal dengan metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Wanita tersebut mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat saat wanita itu mengubah posisinya. Walapun klien tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik, dan keluarganya pun meminta untuk dilakukan penambahan dosis pemberian obat analgesik. Saat dilakukan diskusi perawat disimpulkan bahwa penambahan obat analgesik dapat mempercepat kematian klien.
Kasus di atas merupakan salah satu contoh masalah dilema etik (ethical dilemma). Dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau suatu situasi dimana alternatif yang memuaskan dan tidak memuaskan sebanding. Dalam dilema etik tidak ada yang benar atau salah.
Untuk membuat keputusan yang etis, seseorang harus tergantung pada pemikiran yang rasional dan bukan emosional. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan / pemecahan masalah secara ilmiah (Thompson & Thompson, 1985).Kozier et. al (2004) menjelaskan kerangka pemecahan dilema etik sebagai berikut :
1. Mengembangkan data dasar
2. Mengidentifikasi konflik
3. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut
4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat
5. Mendefinisikan kewajiban perawat
6. Membuat keputusan
PEMECAHAN KASUS DILEMA ETIK
1. Mengembangkan data dasar :
a. Orang yang terlibat : Klien, keluarga klien, dokter, dan perawat
b. Tindakan yang diusulkan : tidak menuruti keinginan klien untuk memberikan penambahan dosis morphin.
c. Maksud dari tindakan tersebut : agar tidak membahayakan diri klien d. Konsekuensi tindakan yang diusulkan, bila tidak diberikan penambahan dosis morphin, klien dan keluarganya menyalahkan perawat dan apabila keluarga klien kecewa terhadap pelayanan di bangsal mereka bisa menuntut ke rumah sakit.
2. Mengidentifikasi konflik akibat situasi tersebut :Penderitaan klien dengan kanker payudara yang sudah mengalami metastase mengeluh nyeri yang tidak berkurang dengan dosis morphin yang telah ditetapkan. Klien meminta penambahan dosis pemberian morphin untuk mengurangi keluhan nyerinya. Keluarga mendukung keinginan klien agar terbebas dari keluhan nyeri. Konflik yang terjadi adalah : a. Penambahan dosis pemberian morphin dapat mempercepat kematian klien.b. Tidak memenuhi keinginan klien terkait dengan pelanggaran hak klien.
3. Tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan konsekuensi tindakan tersebuta.
Tidak menuruti keinginan pasien tentang penambahan dosis obat pengurang nyeri. Konsekuensi :1) Tidak mempercepat kematian klien2) Keluhan nyeri pada klien akan tetap berlangsung 3) Pelanggaran terhadap hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri4) Keluarga dan pasien cemas dengan situasi tersebutb.
Tidak menuruti keinginan klien, dan perawat membantu untuk manajemen nyeri.Konsekuensi :1) Tidak mempercepat kematian pasien2) Klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada nyerinya (meningkatkan ambang nyeri)3) Keinginan klien untuk menentukan nasibnya sendiri tidak terpenuhic.
Menuruti keinginan klien untuk menambah dosis morphin namun tidak sering dan apabila diperlukan. Artinya penambahan diberikan kadang-kadang pada saat tertentu misalnya pada malam hari agar klien bisa tidur cukup.
Konsekuensi :1) Risiko mempercepat kematian klien sedikit dapat dikurangi2) Klien pada saat tertentu bisa merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat cukup beristirahat. 3) Hak klien sebagian dapat terpenuhi.4) Kecemasan pada klien dan keluarganya dapat sedikit dikurangi.
4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat :Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah yang secara legal dapat memberikan ijin penambahan dosis morphin. Namun hal ini perlu didiskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan dari penambahan dosis tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien dalam membuat keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat langsung dalam asuhan keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri, kontrol emosi dan mekanisme koping klien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem dukungan dari keluarga, dan lain-lain.
5. Mendefinisikan kewajiban perawata. Memfasilitasi klien dalam manajemen nyerib. Membantu proses adaptasi klien terhadap nyeri / meningkatkan ambang nyeric. Mengoptimalkan sistem dukungand. Membantu klien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap masalah yang sedang dihadapie. Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinannya6. Membuat keputusanDalam kasus di atas terdapat dua tindakan yang memiliki risiko dan konsekuensi masing-masing terhadap klien. Perawat dan dokter perlu mempertimbangkan pendekatan yang paling menguntungkan / paling tepat untuk klien. Namun upaya alternatif tindakan lain perlu dilakukan terlebih dahulu misalnya manajemen nyeri (relaksasi, pengalihan perhatian, atau meditasi) dan kemudian dievaluasi efektifitasnya. Apabila terbukti efektif diteruskan namun apabila alternatif tindakan tidak efektif maka keputusan yang sudah ditetapkan antara petugas kesehatan dan klien/ keluarganya akan dilaksanakan.
DISKUSI :
Suatu intervensi medis yang bertujuan untuk mengurangi penderitaan klien namun dapat mengakibatkan kematian klien atau membantu pasien bunuh diri disebut sebagai euthanasia aktif. Di Indonesia hal ini tidak dibenarkan menurut undang-undang, karena tujuan dari euthanasia aktif adalah mempermudah kematian klien. Sedangkan euthanasia pasif bertujuan untuk mengurangi rasa sakit dan penderitaan klien namun membiarkannya dapat berdampak pada kondisi klien yang lebih berat bahkan memiliki konsekuensi untuk mempercepat kematian klien. Walaupun sebagian besar nyeri pada kanker dapat ditatalaksanakan oleh petugas kesehatan profesional yang telah dilatih dengan manajemen nyeri, namun hal tersebut tidak dapat membantu sepenuhnya pada penderitaan klien tertentu. Upaya untuk mengurangi penderitaan nyeri klien mungkin akan mempercepat kematiannya, namun tujuan utama dari tindakan adalah untuk mengurangi nyeri dan penderitaan klien.
PRINSIP LEGAL DAN ETIK :
1. Euthanasia (Yunani : kematian yang baik) dapat diklasifikasikan menjadi aktif atau pasif. Euthanasia aktif merupakan tindakan yang disengaja untuk menyebabkan kematian seseorang. Euthanasia pasif merupakan tindakan mengurangi ketetapan dosis pengobatan, penghilangan pengobatan sama sekali atau tindakan pendukung kehidupan lainnya yang dapat mempercepat kematian seseorang. Batas kedua tindakan tersebut kabur bahkan seringkali merupakan yang tidak relevan.
2. Menurut teori mengenai tindakan yang mengakibatkan dua efek yang berbeda, diperbolehkan untuk menaikkan derajat/dosis pengobatan untuk mengurangi penderitaan nyeri klien sekalipun hal tersebut memiliki efek sekunder untuk mempercepat kematiannya.
3. Prinsip kemanfaatan (beneficence) dan tidak merugikan orang lain (non maleficence) dapat dipertimbangkan dalam kasus ini. Mengurangi rasa nyeri klien merupakan tindakan yang bermanfaat, namun peningkatan dosis yang mempercepat kematian klien dapat dipandang sebagai tindakan yang berbahaya. Tidak melakukan tindakan adekuat untuk mengurangi rasa nyeri yang dapat membahayakan klien, dan tidak mempercepat kematian klien merupakan tindakan yang tepat (doing good).
Kamis, 30 April 2009
It's my hope.....
Langkah awal untuk mengenal seperti apa dunia kalian yang sebenarnya, mungkin akan banyak kekagetan, akan banyak kejutan, akan ada tangis, sedih atau kecewa....
Tapi harapan saya, seperti apapun perasaan itu kalian akan mampu menemukan jalan, sebuah cara untuk menerima bahwa ternyata the real nurse, the real world that u've to lead is so hard....
Itu kenapa kalian harus belajar dalam sebuah lingkungan yang tak kalah berat dari dunia kalian yang sebenarnya... Aturan-aturan yang begitu ketat, bahkan terkadang tak bisa dimengerti.... Tapi yakinlah kawan kawan sejawatku, semua ada maknanya, semua ada artinya dan semua ada alasannya.....
Dan saya percaya.... Kalian akan mengerti,,,,, Nanti.... Entah kapan.....
Menyadari, betapa bandelnya, menyebalkan dan nakalnya kalian.....
It's so funnny, and maybe it could make us better.....
Teruntuk mahasiswa-mahasiswiku, kalian teman sejawatku sekarang, kita teman....
Jalan yang didepan masih panjang, tetap tersenyum, tetap semangat karena saya tahu, kalian mampu....
Senin, 23 Maret 2009
diit RA
Managemen yang efektif untuk menangani penyakit ini adalah merubah tipe lemak dalam diet. Asam omega 3 memegang peranan penting dalam proses inflamasi pada tubuh.
Merupakan ide yang bagus untuk :
meningkatkan asam omega 3 dalam diet penderita RA.
Makan makanan yang bervariasi
Seimbang antara makanan, aktivitas fisik dan mampu mempertahankan berat badan.
Pilih diet banyak produk biji-bijian, sayur-sayuran dan buah-buahan. Choose a diet low in fat, saturated fat and cholesterol
Pilih minuman yang manisnya sedang.
Makanan yang kaya asam omega 3 :
Margarin
Minyak salmon
Minyak kedelai
kedelai
minyak kelapa
kelapa
minyak avokad
avokad segar
Tingkatkan juga konsumsi ikan, ayam, gandum utuh, buah-buahany, sayur dan nasi.
Makanan yang harus dihindari
Makanan yang harus dibatasi :
alcohol
tea
coffee
salts
makanan yang diawetkan
makanan yang digoreng
Vitamin dan mineral yang harus diobservasi pada pasien dengan RA diantaranya adalah defisiensi asam folat, vitamin C, Vitamin D, vitamin B6, vitamin B12, vitamin E, kalsium, magnesium, zinc, selenium.
Selenium dan Vit E suplemen, menurunkan radikal bebas pada penderita RA untuk membantu memperbaiki keterbatasan sendi.
Calsium dan Vit D, mambantu menurunkan resiko osteoporosis pada penderita RA
There are various theories about the cause of rheumatoid arthritis. Rheumatoid arthritis is a chronic disease that inflames the joints in the body, causing pain and stiffness. It is not completely curable. In its advanced stages, rheumatoid arthritis makes the joints deformed and immobile, simultaneously affecting other organs, too. Rheumatoid arthritis is a disease that can affect anyone, any time, at any age. Since prevention is better than cure, a diet rich in nutrition, such as carbohydrates, proteins, fats, vitamins and minerals, is best recommended. In the case of arthritis, a good diet will help in keeping the disease under control, even though cure is a one percent chance.
As per the body requirements, a diet should be combination of every food in large, moderate, and small amounts followed by a regular exercise plan or a physically active lifestyle. The typical diet should contain vegetables and fruit, cereals, grains, bread, legumes and beans, skimmed milk, and oils that are low in saturated fats. Researchers have identified a diet rich in fish oil and a vegetarian diet as a good sources to combat rheumatoid arthritis. Moderate amounts of sugar and red meat trimmed of excess fat can also be included the diet. Though in some cases of rheumatoid arthritis more consumption of red meat has been identified as aggravating inflammation in the joints, small quantities are harmless.
The diet should also include minerals like calcium and iron, and vitamins like B and C. Also, the body weight should be always under control. This is because a person having rheumatoid arthritis may turn anemic, lose bone density, develop a fever, and develop other symptoms that body cannot withstand with the pain and stiffness. At such a time, weight gain will only increase inflammation and pain in the swollen joints.
Diet supplements such as calcium and folic acid are recommended, especially when taking medication. Drugs taken for rheumatoid arthritis may have side effects and can affect the normal status of the vitamins and minerals in the body. For instance, folic acid is administered with methotrxate a drug used to fight arthritis. Similarly, alcohol and other beverages such as coffee should be avoided when taking certain other drugs.
Sabtu, 21 Maret 2009
TERNYATA KITA SAMA......
Rasa yang sebenarnya mungkin telah jadi unek-unek kita semua,....
Kita perawat yang di rumah sakit atau
kita perawat yang ada di pendidikan....
Kita semua dari satu induk yang sama,... Florence Nightingale... Tapi kenapa kita berkembang dengan cara apa adanya?? bukan yang seharusnya....
Kenapa siy perawat begini-begini saja, kita berjalan tapi seolah hanya tertatih-tatih, jauh tertinggal dari rekan-rekan kita yang lain....
Berkembang bukan sesuai dengan yang seharusnya, tapi berkembang sesuai dengan tempat kita bekerja masing-masing... benarkah harusnya begitu? bukannya seharusnya perkembangan kita berdasarkan body of knowledge? sesuai dengan riset terbaru yang menggagalkan riset-riset lama?
Kadang aku dibingungkan dengan rumus penghitungan obat, karena setiap lahan memiliki caranya sendiri, tapi bukankan seharusnya sesuai dengan ilmu???
Mahasiswaku bingung karena nilai dilahan jeblok, padahal dari akademik semua sudah sesuai dengan evidence based....
Sedih banget ngga siy?
c'mon all the nurse,,,,,
we make something that make us in the same vision....
Sebuah standard yang mampu membuat kita satu langkah lagi maju ke depan.... Kalo satu langkah lebih maju rasanya masih jauh....
Hanya dari hal sekecil itu,...